Engraved Vow
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Playing music

+2
Chen In Xin
Cecillia E. Renderose
6 posters

Halaman 1 dari 2 1, 2  Next

Go down

Playing music Empty Playing music

Post by Cecillia E. Renderose Sat Jan 31, 2009 8:51 pm

Teater.

Adalah cabang dari seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting/seni peran di depan penonton dengan menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik, boneka, musik, tari dan lain-lain. Teater juga berarti "yang terjadi ketika seorang manusia atau lebih, terisolasi dalam suatu waktu/atau ruang, menghadirkan diri mereka pada orang lain."

Sesosok anak kecil berambut pink berjalan kecil menuju ke dalam sambil membawa bonekanya yang kali ini berbentuk lumba2. Ruangannya gelap dan terpusat satu panggung yang bercahaya. Terlihat sebuah piano klasik yang ukurannya besar berada di sana. Matanya yang biru terus memperhatikan instrumen tersebut dan melangkahkan kakinya ke sana.

Sesampai di sana, Cecillia memperhatikan piano besar itu dengan seksama. Tidak lama kemudian ia duduk di kursi hitam kecil di dekat piano itu. Jarinya yang mungil menekan tuts pada alat musik berjenis ketik itu.

Ding~

Suara dengan nada 'do' terdengar, bergema di ruangan besar ini. Gadis kecil itu terdiam sejenak sebelum ia meletakkan boneka lumba2nya ke samping. Ia menatap kembali kepada piano tersebut. Kedua tangannya lalu mengarah kepada tuts2 tertentu dan...

Hide me now
Under your wings
Cover me
Within Your mighty hands

When the oceans rise and thunders roar
I will soar with You, above the storm
Father, You are king over the flood
I will be still and know You are God


Suara Cecillia keluar dari mulutnya seiring melodi dari piano terdengar sangat merdu. Gadis itu bernyanyi sambil memainkan piano. Suaranya masih anak2 tetapi makna lagunya sangat mendalam.

OOT: credited from Still - Hillsong Free for All :3
Cecillia E. Renderose
Cecillia E. Renderose
Police
Police

Jumlah posting : 93
Registration date : 29.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Detective
Shoutout: "Um... it's nice to meet you..." *hugs the doll*

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Chen In Xin Sat Jan 31, 2009 9:54 pm

Bangunan tua tersebut berdiri kokoh meski sudah dimakan usia. Sekelilingnya tampak sepi. Tentu saja, tidak ada konser dan pertunjukan hari ini. Langit tampak cukup kelabu di hari musim dingin Inggris. Jaket putih Xin menempel di tubuhnya. Sinar mata gadis berdarah asia itu tampak semangat. Flow like a wind. Itulah yang sedang dilakukannya di Inggris ini. Berpisah dari keluarganya dan terdampar di negeri yang berbeda sekali dengan negerinya. Kebudayaan, orang-orang, bahasa. Cukup membuat Xin terkejut, namun ia cepat belajar dari lingkungannya. Memang, lingkungan menjadi guru yang tepat untuk mengetahui situasi dan kondisi. Kedua kaki rampingnya berjalan dengan pelan dan santai dengan pakaian khas negerinya, cheong sam, yang masih dipakainya, masuk ke dalam gedung teater yang tampak sepi itu.

Pendengarannya menangkap suara denting piano yang khas. Jernih dan juga indah. Ada seseorang di gedung teater yang sepi seperti ini? Xin melangkahkan kakinya mengikuti asal suara piano tersebut. Salah satu tangannya membuka pintu utama ruang panggung yang ternyata tidak terkunci. Sorotan lampu remang menyorot seorang gadis mungil dimana ialah yang memainkan piano tersebut. Xin sedikit tersenyum. Ia menyandarkan tubuhnya ke dinding di sebelah pintu utama. Alunan melodi piano segera menggema di ruangan pertunjukan yang cukup sering Xin kunjungi itu. Bola mata emasnya menatap lurus kepada gadis mungil yang tengah memainkan piano.

Hide me now
Under your wings
Cover me
Within Your mighty hands

When the oceans rise and thunders roar
I will soar with You, above the storm
Father, You are king over the flood
I will be still and know You are God


Xin pernah mendengar lagu ini. Kedua matanya memejam seiring gadis mungil itu menyanyikan lagu indah dan mendalam ini. Bibirnya terbuka dan ikut menyanyikan bait dari lagu tersebut. Bagaimana seorang gadis mungil bisa menyanyikan dan mengenal lagu ini? Entahlah. Mungkin Xin bisa bertanya kepada gadis tersebut setelah lagu ini selesai.
Chen In Xin
Chen In Xin
Citizen
Citizen

Jumlah posting : 17
Registration date : 30.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Freelancer
Shoutout: 雨下整夜 我的愛溢出就像雨水

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Camille M.Ellenciane Sat Jan 31, 2009 10:40 pm

Teater tua eh?

Camille berjalan-jalan dan berhenti di depan teater tua itu, dia menatap lama bangunan tua itu sebelum akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalamnya...

Cuaca saat itu bisa dibilang lumayan dingin, sehingga ketika masuk ke teater itu, Camille merasakan kehangatan seperti pada saat dia berada di rumah dengan keluarganya...tapi tentu saja itu kenangannya yang dulu...sekarang...mereka sudah tidak ada lagi kan?

Hide me now
Under your wings
Cover me
Within Your mighty hands

When the oceans rise and thunders roar
I will soar with You, above the storm
Father, You are king over the flood
I will be still and know You are God


"Piano..." batin Camille menebak suara alat musik tersebut

Camille mendengar alunan musik dan nyanyian seseorang sehingga dengan perlahan, dia mendekati sumber suara itu berasal dan melihat 2 orang gadis. Yang satu sepertinya adalah gadis yang bermain piano dan menyanyi itu sedangkan yang satunya tampak seperti orang Asia...

Camille pun mendekati gadis berjaket putih itu dan bertanya...

"Permisi, anda kenalan gadis itu ya?" dengan sopan dan perlahan agar tidak mengganggu permainan gadis cilik itu

"Indahnya..." gumam Camille merasa terhibur dengan alunan musik dan nyanyian gadis cilik itu
Camille M.Ellenciane
Camille M.Ellenciane
Doctor
Doctor

Jumlah posting : 101
Registration date : 27.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Doctor
Shoutout: I will try to help many people in the world....

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Cecillia E. Renderose Sat Jan 31, 2009 11:01 pm

Find rest my soul, in Christ alone
Know His power, in quietness and trust

When the oceans rise and thunders roar
I will soar with You, above the storm
Father, You are king over the flood
I will be still and know You are God


Cecillia terus bernyanyi sambil memainkan jarinya pada piano tersebut. Ia semakin menekan tutsnya, mendalami lagu pujian Tuhan yang Maha Kuasa. Gadis kecil itu seolah menikmati melodi lagu yang dimainkannya, merasakannya lebih kuat. Tampaknya klimaks lagunya sudah mulai muncul.

When the oceans rise and thunders roar
I will soar with You, above the storm
Father, You are king over the flood
I will be still and know You are God


Melodi lagunya yang tadi mengeras kembali mengalun pelan dan merdu. Suara Cecillia juga menjadi lembut. Dia bahkan sedikit mengimprovikasi nada suaranya. Dari mana anak kecil seperti Cecillia bisa melakukan hal seperti itu? Kemampuannya yang dapat mengingat apapun itulah yang membuat dia bisa menjadi berbakat.

I will be still and know You are God

Seiring melodi lagu itu melambat, akhirnya alunannya berhenti. Lagu selesai. Gadis berambut pink itu menghembuskan nafasnya karena kecapaian. Memang bermain musik juga membutuhkan tenaga yang luar biasa. Kepalanya kemudian tertuju kepada 2 perempuan yang berpakaian Cina dan berambut pirang tersebut. Sifat pemalunya keluar lalu segera mengambil boneka lumba2nya dan dipeluk erat2.

Tangannya menggerakkan tangan boneka hewan mamalia laut itu, "Um...uh...halo..." sapanya dengan nada sedikit panik.
Cecillia E. Renderose
Cecillia E. Renderose
Police
Police

Jumlah posting : 93
Registration date : 29.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Detective
Shoutout: "Um... it's nice to meet you..." *hugs the doll*

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Camille M.Ellenciane Sat Jan 31, 2009 11:15 pm

Camille mendengarkan lagi kelanjutan dari lagu yang dinyanyikan gadis cilik itu...

"Memang bagus sekali ya...indah..." batin Camille memejamkan matanya untuk meresapi lagu itu

Tapi lalu alunan lagu dan musik itu dengan perlahan-lahan pun berhenti, Camille kembali membuka matanya dan menatap gadis cilik itu...

Sifat pemalunya keluar lalu segera mengambil boneka lumba2nya dan dipeluk erat2.

Tangannya menggerakkan tangan boneka hewan mamalia laut itu, "Um...uh...halo..." sapanya dengan nada sedikit panik.


Camille tersenyum melihatnya dan bertepuk tangan untuk gadis cilik itu..

PLOK! PLOK! PLOK!

"Waah...bagusnya...kau pintar sekali menyanyi dan memainkan piano ya...bagus sekali lho.." kata Camille tersenyum memberi tepuk tangan dan menghampiri gadis cilik itu

"Namamu siapa? Namaku Camille, salam kenal ya gadis cilik, oh iya, bolehkah saya tahu nama anda juga?" Camille pun lalu bertanya pada 2 gadis yang ada disitu
Camille M.Ellenciane
Camille M.Ellenciane
Doctor
Doctor

Jumlah posting : 101
Registration date : 27.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Doctor
Shoutout: I will try to help many people in the world....

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Chen In Xin Sat Jan 31, 2009 11:34 pm

Lagu yang dinyanyikan oleh’nya’ kepada Xin ketika umur Xin yang keenam belas. Dan disaat itu pula, Xin terdampar di negeri baru yang tidak pernah dikenalinya. Siapa yang akan menyangka kalau seorang wanita yang sudah lanjut usia akan menampungnya dan mengasuhnya layaknya mengasuh anak perempuannya sendiri? Xin bahkan tidak akan bisa bertahan kalau tidak ada ‘ibu’ keduanya di Inggris ini. Dan di umurnya yang kedelapan belas, wanita tua itu meninggal karena umurnya. Meninggalkan Xin sendiri. Singkat memang, hanya dua tahun. Namun kenangan itu masih sangat melekat jelas diingatan Xin sampai sekarang. Lagu itulah yang menjadi salah satu pengikat kenangan antara Xin dengan Arnette, wanita yang memungutnya. Dan sudah tiga tahun ia berada di Inggris dan masih belum bisa kembali ke kampung halamannya. Rindu dan tidak. Keduanya bercampur aduk di hatinya.

Xin masih menyanyikan bait lagu keduanya dengan pelan. Seiring lagu itu dinyanyikan oleh gadis mungil yang tengah memainkan piano dan Xin, kenangan-kenangan bersama keluarganya di Hong Kong kembali berputar. Begitu juga kenangan bersama Arnette. Kedua kelopak matanya terbuka, matanya yang berwarna emas basah karena air mata. Why..? Ia menggelengkan kepalanya pelan. Janji yang sudah ia buat bersama Arnette tidak akan ia ingkari untuk selamanya. Kini kedua bola matanya kembali bersinar semangat. Lantunan melodi itu terdengar hangat dan mendamaikan hatinya. Sebaris demi sebaris lirik yang bermakna. Seperti ia tengah bernyanyi bersama dengan Arnette sebelum tidur. My Lord.. Xin ingin berterima kasih untuk semuanya. Apapun yang sudah ia alami dan hadapi sampai sekarang ini. Siapa yang akan menyangka kalau gadis mungil ini bisa menyanyikan salah satu lagu yang disukai Xin?

I will be still and know You are God—

Sudah berakhir lagu tersebut. Wajah Xin tampak puas karena ia bisa menyanyi bersama seseorang lagi. Seseorang yang tidak dikenal tampak mendekat ke arah Xin. "Permisi, anda kenalan gadis itu ya?" Gadis itu bertanya apakah Xin kenalan dari gadis mungil yang masih memainkan pianonya. Kepala Xin menggeleng pelan. Ia juga baru pertama kali melihat gadis itu. Melodi yang dimainkan memelan dan akhirnya berhenti. Kedua tangan Xin segera menyatu, membentuk beberapa tepukan tangan. Bukan hanya suara, tetapi juga menjiwai lagu yang dinyanyikannya. Dan gadis mungil itu menyadari kehadiran Xin dan gadis berambut pirang di sampingnya. Tambahkan juga gadis mungil itu terlihat pemalu. Boneka lumba-lumba segera didekapnya. "Um...uh...halo..." Suara gadis mungil berambut merah itu terdengar panik.

“Suaramu bagus.” sahut Xin sembari berjalan mendekati panggung, tempat dimana gadis mungil itu masih berdiri. Seorang gadis mungil muda yang bahkan belum mencapai umur sepuluh tahun. “Namaku Xin, Chen In Xin. Panggil saja Xin. Salam kenal, nona kecil dan nona juga.” sambung Xin tersenyum kepada gadis mungil itu dan kepada gadis berambut pirang yang menghampirinya tadi.
Chen In Xin
Chen In Xin
Citizen
Citizen

Jumlah posting : 17
Registration date : 30.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Freelancer
Shoutout: 雨下整夜 我的愛溢出就像雨水

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Cecillia E. Renderose Sun Feb 01, 2009 12:04 am

Komentar kedua perempuan itu membuat muka Cecillia semakin memerah dan tambah mendekap boneka lumba2nya. Ukh, rasa malu pada dirinya ini selalu menghalangi gadis kecil ini untuk bersosialisasi pada orang lain. Mungkin karena umurnya yang masih dibilang kanak2 itu.

"Um...terima...kasih..." ujarnya yang nadanya masih malu2.

"Namamu siapa? Namaku Camille, salam kenal ya gadis cilik, oh iya, bolehkah saya tahu nama anda juga?"
“Namaku Xin, Chen In Xin. Panggil saja Xin. Salam kenal, nona kecil dan nona juga.”


Kedua perempuan tersebut sudah memperkenalkan dirinya. Gadis berambut pirang tersebut bernama Camille. Lalu wanita yang berwajah Asia itu bernama Chen In Xin. Di mata Cecillia, kedua wanita tersebut merupakan sosok yang cantik dan anggun. Pasti mereka bangsawan. Tidak seperti dirinya yang kecil dan berbaju sederhana itu.

"Namaku...Cecillia..." jawabnya mencoba untuk membiasakan diri berhadapan kepada orang lain meski ia masih memeluk bonekanya.
Cecillia E. Renderose
Cecillia E. Renderose
Police
Police

Jumlah posting : 93
Registration date : 29.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Detective
Shoutout: "Um... it's nice to meet you..." *hugs the doll*

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Chen In Xin Sun Feb 01, 2009 12:42 pm

Ruangan besar dan megah itu hanya diterangi oleh chaya lampu remang-remang dari atas panggung. Barisan tempat duduk yang biasanya penuh oleh orang-orang kini kosong, tak terisi. Suara mereka yang berbicara terdengar saling berbenturan, menggema di ruangan luas itu. Tubuh Xin terhempas ke salah satu bangku empuk di barisan depan dan tangannya menopang dagunya, menatap kepada gadis kecil yang tampak malu. Senyum kecil menghiasi wajah Xin. Panggung ini terlalu sepi untuk mereka bertiga saja. Bola mata emas Xin memperhatikan gadis kecil itu lekat-lekat, lalu beralih kepada langit-langit gelap yang berada di atas mereka.

"Namaku... Cecillia..." Nama gadis kecil itu adalah Cecilia. Kedua tangan mungilnya masih memeluk boneka lumba-lumba yang kelihatannya adalah benda kesayangan gadis tersebut. Gadis pemalu dan manis. Itu gambaran yang Xin dapatkan. Anak perempuan itu tidak terbiasa untuk berinteraksi dengan orang yang lebih dewasa darinya. Tampak jelas dari caranya berbicara dan sikapnya. Maklum, anak perempuan itu sendiri juga masih seorang anak kecil. Tapi suaranya bukan milik seorang anak perempuan. Xin tidak terlalu peduli. Lagu yang dinyanyikan anak perempuan yang dihadapannya ini, bisa membuat Xin terobati dengan kerinduannya bertemu dengan keluarganya dan Arnette.

“Cecilia, dimana kamu belajar memainkan piano?” tanya Xin, ia masih dengan posisinya yang bertopang dagu dan menatap lembut kepada anak perempuan tersebut.
Chen In Xin
Chen In Xin
Citizen
Citizen

Jumlah posting : 17
Registration date : 30.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Freelancer
Shoutout: 雨下整夜 我的愛溢出就像雨水

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Cecillia E. Renderose Sun Feb 01, 2009 1:51 pm

Xin menatap gadis cilik tersebut lekat2. Wajah Cecillia menjadi merah seperti tomat yang habis direbus. Wanita Asia itu tampak tertarik dengan permainan musik Cecillia tadi. Apa mungkin lagu itu adalah kesukaannya?

"Um...Kakak Chen suka dengan lagu tadi?" tanyanya yang masih menggerak2kan boneka mamalia laut.

Sebuah pertanyaan terlontar pada mulut wanita berkhas Cina dan entah kenapa membuat suasana hati Cecillia bercampur aduk; antara senang dan tidak suka. Senang karena merasa diakui. Tidak suka karena merasa dianggap anak yang sombong. Cecillia mendekap bonekanya kembali, menutupi wajah lucunya. Rasa malunya masih ada.

"Um...Belajar otodidak...Aku pernah mendengarnya...Sekali di satu konser..." jawab Cecillia. "...Papa mengajakku ke sini..." sambung anak berambut pink itu yang wajahnya menjadi sedikit muram.
Cecillia E. Renderose
Cecillia E. Renderose
Police
Police

Jumlah posting : 93
Registration date : 29.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Detective
Shoutout: "Um... it's nice to meet you..." *hugs the doll*

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Camille M.Ellenciane Sun Feb 01, 2009 3:02 pm

Camille selintas melihat gadis Asia itu seperti meneteskan airmatanya, tapi karena takut mengganggu, Camille diam saja dan tetap memperhatikan gadis cilik di atas panggung itu...

“Namaku Xin, Chen In Xin. Panggil saja Xin. Salam kenal, nona kecil dan nona juga.” sambung Xin tersenyum kepada gadis mungil itu dan kepada gadis berambut pirang yang menghampirinya tadi.

"Nona Xin ya? Waah...baru pertama kali saya meihat gadis Asia, ternyata gadis Asia manis2 seperti nona ya?" puji Camille mengangumi kecantikan gadis Asia yang ada di hadapannya

"Um...terima...kasih..." ujarnya yang nadanya masih malu2.

"Namaku...Cecillia..." jawabnya mencoba untuk membiasakan diri berhadapan kepada orang lain meski ia masih memeluk bonekanya.


"Sepertinya dia tidak terbiasa dengan orang lain?" batin Camille melihat kegugupan gadis cilik itu tapi tentu saja Camille tidak mempermasalahkan hal itu

"Cecillia ya? Lucunya, nama yang manis ya, boleh kupanggil Cecill saja kan?" tanya Camille sopan tersenyum juga

"Um...Belajar otodidak...Aku pernah mendengarnya...Sekali di satu konser..." jawab Cecillia. "...Papa mengajakku ke sini..." sambung anak berambut pink itu yang wajahnya menjadi sedikit muram.

"Waahh..ototidak? Pintar sekali ya, jadi sekarang kamu tinggal dengan ayahmu ya?" tanya Camille masih tersenyum pada gadis cilik itu
Camille M.Ellenciane
Camille M.Ellenciane
Doctor
Doctor

Jumlah posting : 101
Registration date : 27.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Doctor
Shoutout: I will try to help many people in the world....

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Cynthia R. Wardlast Sun Feb 01, 2009 4:36 pm

God knows.

Sesaat, Cyn menatap kearah tempat tersebut, Aula paa Ashcroft Theater. Cyn hanya tersenyum hari ini ia ingin bertemu dengan teman lamanya, bisa dibilang teman pada saat ia pertama kali bertemu. Atau mungkin hanya kenalan, Cyn hanya tersenyum dengan tatapan hampa dan datar memasuki tempat tersebut. Berjalan pelan menyusuri lorong tersebut, matanya bergulir menatap kearah panggung dengan tatapan kosong.

Only him and the God will...

Cyn hanya tersenyum dan mengambil tempat duduk dibarisan paling depan dan menatap kearah panggung, sepi dan tenang. Matanya bergulir kearah posisi disebelahnya, Ah... Xin. Ia tersenyum dan baru menyadari kalau disebelahnya adalah Xin.

"Ah... Sudah lama, Xin."
Cynthia R. Wardlast
Cynthia R. Wardlast
Head of Family
Head of Family

Jumlah posting : 24
Registration date : 25.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Headmistress of Wardlast Family
Shoutout: This is Girl's Generation!

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Marion E. Gevanni Sun Feb 01, 2009 4:43 pm

Jalan-jalan memang kegiatan yang menyenangkan dan itu sudah menjadi salah satu ‘pekerjaan’ Marion yang hobi ngerecokin orang. Dimana saja, kapan saja, dan yang pasti; jika sedang mood, tentu saja. Mph, apa yang dilakukannya memang tidak pasti dan tak dapat ditebak. Entah itu menghilang secara tiba-tiba melakukan apa saja yang diinginkannya. Sayangnya, saat ini Marion merasa teramat-sangat-sangat-SANGAT bosan sekali. Tidak ada yang menarik untuk dilakukan di rumah, kediaman… Mm, siapa yah? —Mph, entah. Toh ia Cuma numpang, dan hanya pada segelintir penghuninya saja ia merasa dekat meski dengan tabiatnya yang ‘seperti ini’ tapi tak bisa dipungkirinya juga.

Marion seorang yang pemilih.

Kedua bola mata emasnya menyapu apa saja yang dapat ditangkapnya. Sebuah teater. Teater tua lebih tepatnya. Membuat gadis berambut orange ini teringat akan sesuatu. Hal yang berharga baginya, namun direnggut begitu saja oleh kumpulan makhluk-makhluk nista tak berotak yang hanya bisa bernapas dan tak bisa melakukan apapun! Kumpulan makhluk-makhluk idiot dan menjijikkan seperti itu, memang pantas mati—dan sangat tidak berhak mengambil keluarganya. Scheibe!

Marion melangkah ringan, nyaris menari, di atas lantai dengan langkah-langkah kakinya tanpa suara. Pendengarannya yang tajam tentu dapat mendengar jika ada beberapa orang tak jauh dari tempatnya. Dan permainan piano pun dimulai—kontan membuat langkah tanpa suaranya melambat.

Nate—

Ah, lupakan, anak bodoh! Itu sudah lewat, jangan pernah kau ingat lagi karena hanya akan menyusahkanmu saja. Meski itu hal yang sulit kau lakukan… Mph, Marion… Marion… Berhentilah menjadi bayi yang merangkak saja kau tak bisa!

Tanpa disadarinya permainan piano dari dalam terhenti. Sudah selesai eh? Nghh… Sayang sekali. Pergi meninggalkan tempat ini begitu saja, dan kau hanya numpang lewat, begitu? –Tidak, tidak. Ada bau yang menariknya untuk masuk dari dalam, dan ia mengenal suara itu. Yeah! Ada orang itu di dalam! Kedua bola mata emasnya membulat antusias. Dan tak perlu menunggu lama—

“Xin~!”

Whoops! Marion yang sudah berada di sebelah wanita bermata tajam itu memalingkan kelereng emasnya pada seorang gadis pirang disana—jangan tanya kenapa ia dapat bergerak secepat itu—menatapnya dari atas sampai bawah. Tidak, tidak, tentu Marion tidak sedang menilainya—tak lebih hanya menatapnya, well, semoga Marion tidak menampakkan pandangan mengejek. Mph, satu kata; nilai JEBLOK! Ah, kelepasan eh. “Hati-hati dengan ucapanmu, Nona. Terdengar seperti sebuah lamaran pada wanita ini.” Senyumnya geli sekaligus tak percaya akan kalimat yang dilontarkan entah-siapa-makhluk-ini pada temannya, Chen In Xin, dan kembali beralih pada ‘target utama’. “Well, Xin. Aku minta bantuanmu, seperti biasa.”—Freelancer, ngerecokin yang lainnya—dan, oh! Cyn datang juga eh?
Marion E. Gevanni
Marion E. Gevanni
Citizen
Citizen

Jumlah posting : 7
Age : 30
Registration date : 26.01.09

ID Card
Race: Vampire
Job: Freelancer - Ngerecokin yg lainnya.
Shoutout: "All humans will, without exception, eventually die. Once dead, they can never come back to life."

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Camille M.Ellenciane Sun Feb 01, 2009 4:54 pm

Camille menoleh dan melihat 2 orang gadis yang datang lagi, sepertinya dia kenal salah satu dari gadis itu (Cynthia) karena merasa sering melihatnya...

"Ah... Sudah lama, Xin."

“Xin~!”


"Ah...sepertinya mereka berdua kenalan Nona Xin.." batin Camille melihat mereka berdua memanggil akrab Xin

memalingkan kelereng emasnya pada seorang gadis pirang disana—jangan tanya kenapa ia dapat bergerak secepat itu—menatapnya dari atas sampai bawah. Tidak, tidak, tentu Marion tidak sedang menilainya—tak lebih hanya menatapnya, well, semoga Marion tidak menampakkan pandangan mengejek.

Camille paling tidak suka ditatap seperti itu oleh seseorang, apalagi Camille tahu kalau pandangan gadis itu adalah pandangan mengejek yang mata sangat...dia bisa tahu itu dengan mudah karena sudah menghadapi berbagai macam orang, emm...lebih tepat pasiennya yang mempunyai sifat buruk seperti itu....

"......" Camille hanya menatap gadis kasar yang baru datang itu dengan diam saja, tidak peduli tatapannya yang mengejek itu

“Hati-hati dengan ucapanmu, Nona. Terdengar seperti sebuah lamaran pada wanita ini.” Senyumnya geli sekaligus tak percaya akan kalimat yang dilontarkan entah-siapa-makhluk-ini pada temannya, Chen In Xin

"Maaf saja, saya berkata seperti itu karena saya tidak memang tidak pernah melihat gadis Asia, jadi...wajar saja kan kalau saya memujinya? Melamar? Berarti anda saja yang salah pengertian nona..." balas Camille tersenyum tenang

Camille lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain dan naik ke panggung untuk melihat piano yang tadi dimainkan Cecill dengan seksama...

TING!

Sesaat Camille menyentuhkan jarinya pada tuts itu...

"Papa...Mama...." batin Camille membayangkan masa lalunya tapi lalu segera menghapus ingatan itu dari ingatannya
Camille M.Ellenciane
Camille M.Ellenciane
Doctor
Doctor

Jumlah posting : 101
Registration date : 27.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Doctor
Shoutout: I will try to help many people in the world....

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Chen In Xin Sun Feb 01, 2009 5:31 pm

Tampak menarik bagi Xin. Wajah gadis mungil itu semakin memerah ketika Xin menatapnya lekat-lekat. Tentu. Xin teringat dengan adik perempuan yang berpisah dengannya sewaktu mereka lari dari rumah. Hanya Xin sendiri yang sampai ke Inggris, sendirian. Bibir merah Xin merekahkan sebuah senyum lalu menjadi tawa kecil yang renyah. Lucu dan menggemaskan sekali. Merah seperti tomat. Benar-benar membuat perut Xin tergelak untuk tertawa. Namun hanya tawa kecil yang halus. Hari ini sungguh membuatnya berbeda dengan yang sebelumnya. "Um...Kakak Chen suka dengan lagu tadi?" Cecilia, gadis mungil itu bertanya kepadanya. Xin mengangguk pelan, posisi menopang dagunya masih belum berubah. Sinar matanya tampak bersemangat. "Um... Belajar otodidak... Aku pernah mendengarnya... Sekali di satu konser..." Hoo~, belajar otodidak. Memang kalau Xin perhatikan juga, Cecilia berbeda dengan anak perempuan yang sering ditemuinya.

”Nona Xin ya? Waah...baru pertama kali saya meihat gadis Asia, ternyata gadis Asia manis2 seperti nona ya?"

“Ya, panggil saja Xin, terima kasih untuk pujiannya. Untuk Cecilia juga, Xin saja sudah cukup.” balas Xin sambil mengerling kepada piano yang tadi dipakai Cecilia. Xin menyukai lagu, sangat. Karena itulah ia cukup sering datang ke teater untuk menonton pertunjukkan musik. Kala kalau tidak ada uang yang cukup, ia sering bernyanyi sendiri. Menyanyikan lagu yang Arnette sering lantunkan, atau lagu dari negaranya.

"Ah... Sudah lama, Xin." Siapa yang akan menyangka kalau kenalannya ini tahu-tahu sudah duduk di sampingnya. Cynthia R. Wardlast, salah satu temannya ketika Xin pertama sekali mengenal kota London. Bagaimana wanita ini tahu-tahu bisa ada disini? Ah, entah sudah berapa lama mereka tidak bertemu. Sesama darah asia. Itu yang membuat Xin dekat dengan Cynthia. Dan suara yang dikenalnya kembali terdengar. Ceria seperti biasanya. Marion. ”Xin~!” Senyum tipis Xin mengembang. Dan bagaimanapula Marion bisa menemukannya di tempat seperti ini? Xin tidak ingat kalau mereka ada janjian di tempat ini. “Well, Xin. Aku minta bantuanmu, seperti biasa.” Bantuan seperti biasa? Dasar, Marion. Gadis kenalannya masih saja seperti dulu.

“Senang bisa bertemu kembali, Cyn.” sapa Xin kepada Cynthia yang duduk di sampingnya ini. Ia melemparkan senyum khasnya kepada teman lamanya itu lalu beralih kepada Marion. Kedua bahu Xin sedikit naik, menghela nafas lalu tersenyum. “Aku mengerti. Seperti yang biasa? Baiklah.” balas Xin.

Tidak keberatan kalau Xin juga ikut bernyanyi bukan?

屋簷如懸崖 風鈴如滄海 我等燕歸來
時間被安排 演一場意外 你悄然走開
故事在城外 濃霧散不開 看不清對白
你聽不出來 風聲不存在 是我在感慨
夢醒來 是誰在窗臺 把結局打開
那薄如蟬翼的未來 經不起誰來拆

我送你離開 千里之外 你無聲黑白
沈默年代 或許不該 太遙遠的相愛
我送你離開 天涯之外 你是否還在
琴聲何來 生死難猜 用一生 去等待


Lagu untuk mengenang keluarga yang sudah tiga tahun tidak pernah dilihatnya lagi. Apakah mereka baik-baik saja? Beratus-ratus mil dan bahkan di pisahkan oleh laut sekalipun, keinginannya untuk kembali tetaplah sama seperti dulu. Xin ingin bertemu dengan keluarganya. Mengetahui apakah mereka masih hidup, atau tidak. Ia membiarkan dirinya larut dalam nyanyiannya. Membiarkan suaranya melantunkan lagu kenangannya.
-------------------------
OOC : Lagu diambil dari 千里之外 | Qian Li Zhi Wai | Faraway - Other Translations: A Thousand Miles Away – Jay Chou.
Chen In Xin
Chen In Xin
Citizen
Citizen

Jumlah posting : 17
Registration date : 30.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Freelancer
Shoutout: 雨下整夜 我的愛溢出就像雨水

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Cynthia R. Wardlast Sun Feb 01, 2009 6:04 pm

Only God knows.

Cynthia hanya tersenyum tipis menatap kearah Xin pada saat itu, ia sendiri tidak terlalu tahu menahu akan situasi ditempat itu. Ia sendiri hanyalah sebuah boneka hidup, Cynthia hanya tersenyum menatap kearah Xin pada saat itu. Tersenyum kepadanya dan gadis yang disebelahnya nampaknya mereka sedang bersenang senang. Namun tampaknya ketenangan pada tempat itu tidak berakhir dengan cepat seperti itu.

Xin~

Suara tersebut, Cyn hanya tersenyum tipis melihat sikapnya. Marion E. Gevanni, salah satu anggota keluarganya bisa dibilang kalaupun ia merasa seperti itu. Cyn sendiri tidak terlalu peduli dengan hal hal tersebut, ia merasa dirinya tidak berguna sama sekali. Namun pada saatnya ia sendiri berguna untuk hal tertentu. Matanya menatap kearah Xin yang nampaknya sekarang sedang mulai bernyanyi.

Sebuah lagu yang ia kenal, masa lalu yang menyenangkan bukan?

"Hen hao te ke, Xin."
Cynthia R. Wardlast
Cynthia R. Wardlast
Head of Family
Head of Family

Jumlah posting : 24
Registration date : 25.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Headmistress of Wardlast Family
Shoutout: This is Girl's Generation!

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Cecillia E. Renderose Sun Feb 01, 2009 6:39 pm

"Cecillia ya? Lucunya, nama yang manis ya, boleh kupanggil Cecill saja kan?"

Cecillia menjawab dengan anggukkan. Sepertinya dia tidak keberatan untuk dipanggil nama kecil. Lagipula banyak juga yang sudah memanggilnya dengan nama seperti itu.

"Waahh..ototidak? Pintar sekali ya, jadi sekarang kamu tinggal dengan ayahmu ya?"

"Ayahku...meninggal 2 tahun yang lalu..." jawabnya menundukkan kepala, kedua lengannya semakin memeluk boneka lumba2nya. Mungkin jika dilihat dari wajahnya terlihat biasa namun bagaimanapun juga matanya tidak bisa berbohong. Dia mengingat kejadian 2 tahun lalu sewaktu ayah angkatnya yang tidak kunjung datang di mana itu adalah hari spesial bagi keduanya. Di mana mereka menjadi satu keluarga, ayah dan anak. Cecillia terus menunggu akan kedatangan ayah angkatnya itu dari malam. Hingga keesokkan hari, sebuah kabar menyedihkan datang. Ayah angkatnya ditemukan menjadi mayat yang menggenaskan. Ingatan fotografisnya terus memperlihatkan tubuh yang sudah tidak berjiwa itu, berlumuran darah. Kenapa harus secepat itu? Tidak adil sama sekali. Dan juga kenapa ia harus dikaruniai kemampuan ingatan yang tidak terlupakan dan intuisi sangat tajam tersebut pada di usianya yang sangat muda ini? Apakah ini takdir atau 'pemberian' dari Tuhan? Yah, tidak ada yang tahu. Pada awalnya saja Cecillia terus pingsan setiap kali melihat mayat tidak bernyawa itu tapi sekarang sudah terbiasa. Ah, untuk apa diingat kembali? Nanti pingsan jadinya.

“Ya, panggil saja Xin, terima kasih untuk pujiannya. Untuk Cecilia juga, Xin saja sudah cukup.”

"...tapi...bukannya Chen itu nama depan?" tanya Cecillia yang sepertinya masih belum tahu pemanggilan nama orang dari Asia. Kemudian datang 2 wanita lain. Sepertinya mereka berdua adalah kenalan baiknya Xin. Wah, mereka juga terlihat anggun dan cantik. Kalau sudah dewasa nanti, apa ia bisa seperti mereka?

Kemudian Xin menyanyikan sebuah lagu. Tampaknya asalnya dari negara China. Cecillia yang masih terduduk di piano itu mulai menekan tuts piano. Suara melodi merdu terdengar kembali, gadis cilik berambut pink itu memainkan pianonya kembali. Ia mengiringi nyanyian Xin. Sungguh ajaib sekali kemampuannya, ia bisa merasakannya. Ia bisa mengetahui nada selanjutnya. Intuisinya yang membawa Cecillia untuk bisa memainkan sehebat itu.
Cecillia E. Renderose
Cecillia E. Renderose
Police
Police

Jumlah posting : 93
Registration date : 29.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Detective
Shoutout: "Um... it's nice to meet you..." *hugs the doll*

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Marion E. Gevanni Sun Feb 01, 2009 8:07 pm

"Tentu, tentu," jawabnya santai pada entah-makhluk-apa-ini, tidak antusias, meski senyum masih tersungging di bibirnya. Tapi tidak salah, bukan, jika Marion berasumsi seperti itu. Toh ia hanya melihat apa yang terlihat dari kedua bola mata emasnya. Dari sudut matanya ia dapat melihat tuts piano itu disentuh oleh tangan makhluk-bau-obat. Mph, bau yang tidak pernah disukainya. Bau busuk yang memuakkan dan sanggup membuatnya muntah. Bau busuk yang tak kalah kecutnya dengan bau-bau sampah organik. Bau kematian, bau orang-orang sakit yang tidak berarti. Mph—

Pergi, pergi, Marion melenggang ringan mengitari Xin dan Cyn, kepala keluarga dimana ia menumpang. Moodnya memang masih sangat baik meski terganggu oleh bau-bauan busuk tadi, ditambah mendengar suara nyanyian Xin dengan... Mm, bahasa yang tidak Marion mengerti, begitu juga dengan apa yang Cyn katakan. Yahh... Tidak bisakah mereka bercakakp-cakap dalam bahasa keseharian yang biasanya? Well, terserah sih.

"Tidak buruk, Xin." Ahah, memuji kok. Jangan salahkan karena memang ia tidak mengerti liriknya. Gadis bermata emas ini juga menikmati bernyanyi, tentu saja, dulu saat semuanya lengkap menyanyi dan mendengarkan permainan piano kakaknya sudah seakan menggantikan darah makhluk bau yang mati karenanya. Mph, mengingat hal itu membuat Marion kembali tersenyum geli.

Sungguh, memuakkan.

Mendengar suara seorang gadis kecil lain di ruangan itu—hell yeah—bagaimana Marion tidak menyadari baunya, gadis kecil malang yang kehilangan ayahnya eh?

Every humans will, without exception, eventually die, my Dear.

Sudah menjadi hal lumrah akan hal itu. Tidak perlu disedihkan karena sudah lewat. Beruntung kalian bisa mati, tidak seperti kami yang harus mati dengan rasa sakit yang sangat tidak mengenakkan; dibunuh, tahu? Mph, jangan konyol

"Xin, Xin, ralat; aku ingin dua kali lipat lebih banyak dari biasanya, bagaimana?" Maaf saja kalau merepotkanmu, tapi memang benda itu sangat dibutuhkannya saat ini. "Kuganti empat kali lipatnya nanti." Tawanya riang, masa bodoh dengan uang.
Marion E. Gevanni
Marion E. Gevanni
Citizen
Citizen

Jumlah posting : 7
Age : 30
Registration date : 26.01.09

ID Card
Race: Vampire
Job: Freelancer - Ngerecokin yg lainnya.
Shoutout: "All humans will, without exception, eventually die. Once dead, they can never come back to life."

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Camille M.Ellenciane Mon Feb 02, 2009 1:58 pm

“Ya, panggil saja Xin, terima kasih untuk pujiannya. Untuk Cecilia juga, Xin saja sudah cukup.” balas Xin sambil mengerling kepada piano yang tadi dipakai Cecilia.

"Xin ya...hmm..nama Asia memang agak terasa janggal.." gumam Camille sibuk dengan pikirannya sendiri

Cecillia menjawab dengan anggukkan.

"Mohon bantuannya ya...Cecill" Camille lalu tersenyum pada gadis cilik itu

"Ayahku...meninggal 2 tahun yang lalu..." jawabnya menundukkan kepala, kedua lengannya semakin memeluk boneka lumba2nya.

Camille merasa tidak enak karena telah menanyakan hal yang salah..."Ah...ma-maaf, saya tidak tahu kalau....sungguh saya benar2 minta maaf.." kata Camille pada Cecillia

"Tentu, tentu," jawabnya santai pada entah-makhluk-apa-ini, tidak antusias, meski senyum masih tersungging di bibirnya.

"Sudahlah...maaf.." gumam Camille merasa tidak enak karena tiba2 marah pada gadis yang baru ditemuinya

Camille melihat ekspresi gadis itudan mengerti apa yang dipikirkannya....

"Kenapa? Merasa mencium bau yang tidak enak? Hampir semua orang memang tidak menyukai bau ini...bau obat...darah....mayat..." gumam Camille menatap gadis itu

"........." Camille hanya terdiam menatap gadis Asia yang sedang menyanyi dalam bahasa yang tidak dipahaminya
Camille M.Ellenciane
Camille M.Ellenciane
Doctor
Doctor

Jumlah posting : 101
Registration date : 27.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Doctor
Shoutout: I will try to help many people in the world....

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Chen In Xin Mon Feb 02, 2009 5:29 pm

聞淚聲入林 尋梨花白 只得一行 青苔
天在山之外 雨落花台 我兩鬢斑白
聞淚聲入林 尋梨花白 只得一行 青苔
天在山之外 雨落花台 我等你來
一身琉璃白 透明著塵埃 你無瑕的愛
你從雨中來 詩化了悲哀 我淋濕現在
芙蓉水面采 船行影猶在 你卻不回來
被歲月覆蓋 你說的花開 過去成空白
夢醒來 是誰在窗臺 把結局打開
那薄如蟬翼的未來 經不起誰來拆


Xin memejamkan matanya, membiarkan setiap nada menyatu dengan dirinya. Sudah berapa lama ia tidak menyanyikan lagu ini. Suaranya menggema di ruangan gelap dan hanya didengar oleh orang-orang yang ada disana. Akankah mimpinya untuk bertemu keluarganya tercapai? Who knows…? Manusia tidak akan pernah bisa menebak sesuatu yang pasti. Beribu kemungkinan yang bisa manusia terka, namun beratus ribu terkaan itu menjadi sebuah kesalahan. Lagu ini sangat amat mengingatkannya kepada keluarganya dan juga Arnette. Keduanya sama sekali tidak bisa ia lihat lagi sekarang. Jauh dan tidak terjangkau olehnya. Tapi, Xin akan tetap berjalan meski jarak mereka tidak terjangkau. Suatu hari nanti, ia pasti akan bertemu dengan keluarganya kembali. Suara piano Cecillia mengiringinya bernyanyi.

我送你離開 千里之外 你無聲黑白
沈默年代 或許不該 太遙遠的相愛
我送你離開 天涯之外 你是否還在
琴聲何來 生死難猜 用一生 去等待—


Lagu bisa mengobati kerinduannya terhadap keluarganya. Ajaib. Itulah mengapa Xin begitu menyenangi lagu dan sering bernyanyi. Setiap lirik dari lagu membuatnya merasa kalau ia tidak pernah sendirian. Ia tidak pernah sendiri untuk berjuang akan impiannya. Xin menyanyikan lagu tersebut sampai selesai. Suaranya tidak terdengar menggema lagi di ruangan besar itu. Cyn kemudian berbicara dengan bahasa yang ia mengerti. "Hen hao te ke, Xin." Senyuman tipis terukir di wajah Xin.

“Shi ma?” balasnya tertawa kecil. “Terima kasih.”

"...tapi...bukannya Chen itu nama depan?"

“Tidak, Chen itu nama keluargaku. In Xin itu namaku, tapi biasanya dipanggil Xin saja.” jawab Xin menjelaskannya kepada Cecillia yang bertanya tentang namanya. Kalau biasanya nama barat menempatkan nama keluarga di belakang, maka untuk orang asia terutama orang china, nempatkannya di bagian depan.

"Xin, Xin, ralat; aku ingin dua kali lipat lebih banyak dari biasanya, bagaimana?" Oho? Marion seperti biasanya mudah berubah pikiran. Dua kali lipat lebih banyak dari biasanya, benar tidak apa? Xin menatap Marion heran dan curiga. "Kuganti empat kali lipatnya nanti." Diganti dengan empat kali lipat nanti? Wah, apa yang sedang dipikirkan Marion? Xin hanya mengangguk pelan. Tidak apalah.
----------------------------------
(( OOC : Lagu diambil dari 千里之外 | Qian Li Zhi Wai | Faraway - Other Translations: A Thousand Miles Away – Jay Chou. ))
Chen In Xin
Chen In Xin
Citizen
Citizen

Jumlah posting : 17
Registration date : 30.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Freelancer
Shoutout: 雨下整夜 我的愛溢出就像雨水

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Killian R.Erilliano Mon Feb 02, 2009 6:57 pm

OOT: Join yah!
Timeline: Setelah dari Only God knows

-------------------

Tempat teater eh?

Killian melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung tua itu...

Sebenarnya apa yang membuatnya untuk datang kesini?

Kejadiannya baru saja tadi pagi ketika Killian pergi ke gereja dan menemukan mayat2 dalam kondisi aneh bergelimpangan disana. Disana dia juga menemukan pria bernama Dio dan Lao yang cukup mencurigakan karena berada di tempat kejadian. Tapi namanya juga killian, dia tidak ambil peduli dengan hal tersebut, dan setelah gereja tersebut didatangi polisi2 SY, dia tentu saja langsung main cabut pergi karena tidak mau repot...

"Geh...cewe semua?" batin Killian mengeluh melihat semua yang ada disitu adalah wanita semua

Di dalam ada...4...5 gadis yang beberapa wajahnya sudah ia kenal...Ketika masuk ke dalam Killian langsung disambut sebuah nyanyian dan alunan musik yang sepertinya dinyanyikan oleh gadis Asia itu dengan bahasa yang tidak dimengertinya dan oleh...hei! Itu akan Cecillia? Gadis cilik yang pernah ditemuinya di area pertokoan?

Kliian pun melangkah masuk ke gedung itu tapi tidak langsung menyapa Cecill karena takut akan mengganggu permainannya...

"Eh? Gadis itu sepertinya pernah kulihat..engg....siapa ya..." batin Killian berusaha mengingatnya dan menatap Camille dan Cynthia. Dasar Killian memang kalo soal yang ga penting baginya seperti ini pasti dia lupakan, dia emang orang yang ga mo repot sih....
Killian R.Erilliano
Killian R.Erilliano
Police
Police

Jumlah posting : 118
Lokasi : Di tempat tawuran=))
Registration date : 29.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Scotland Yard's MIT Assistant
Shoutout: Kill! Destroy! Fight!=))

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Camille M.Ellenciane Mon Feb 02, 2009 7:05 pm

Camille menengok dan melihat seorang pemuda, Killian R.Erilliano, yang bekerja di SY rupanya....

Camille sudah mengenalnya karena pekerjaannya sebagai dokter membuatnya sering terlibat dalam SY...Camille melihat Killian seperti menatapnya bingung, Camille lalu menghampiri pemuda itu sambil tersenyum...

"Selamat pagi, Tuan Killian....Sudah lupa pada saya ya? Saya Camille, dokter yang sering bertugas di tempat anda itu..." sapanya pada Killian

Tapi lalu waktu menunjukkan jam dimansa dia harus bekerja di rumah sakit, jadi otomatis dia harus segera pergi meninggalkan tempat itu...

"Wah, sudah jam segini, aku harus pergi nih..." batin Camille melihat jamnya

"Tidak enak jika mengganggu permainan Cecill, sebaiknya aku pamit duluan deh.." batin Camille melihat Cecill yang seeprtinya masih memainkan piano itu...

"Maaf ya Xin, yang lainnya aku ada keperluan, jadi aku pergi dulu ya...Tuan Killain senang berjumpa denganmu, semoga di lain waktu kita bisa bertemu lagi ya.." ucap Camille tersenyum lalu segera pergi dengan terburu-buru dari tempat itu

[OUT]
Camille M.Ellenciane
Camille M.Ellenciane
Doctor
Doctor

Jumlah posting : 101
Registration date : 27.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Doctor
Shoutout: I will try to help many people in the world....

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Cecillia E. Renderose Mon Feb 02, 2009 9:52 pm

"Ah...ma-maaf, saya tidak tahu kalau....sungguh saya benar2 minta maaf.."

Cecillia memeluk boneka lumba2nya demikian eratnya dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa2..." ujarnya dengan nada lemah.

Seraya nyanyian Xin habis, Cecillia masih melantunkan melodi yang sama dengan lembut lalu kian lama kemudian berhenti. Ia sudah menyelesaikan lagu tersebut.

Datang Killian yang sempat ia temui di Forestdale. Cepat2 gadis mungil ini menutupi wajahnya dengan boneka lumba2 itu. Rasa malunya keluar lagi.
Cecillia E. Renderose
Cecillia E. Renderose
Police
Police

Jumlah posting : 93
Registration date : 29.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Detective
Shoutout: "Um... it's nice to meet you..." *hugs the doll*

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Killian R.Erilliano Tue Feb 03, 2009 2:25 pm

"Maaf ya Xin, yang lainnya aku ada keperluan, jadi aku pergi dulu ya...Tuan Killain senang berjumpa denganmu, semoga di lain waktu kita bisa bertemu lagi ya.." ucap Camille tersenyum lalu segera pergi dengan terburu-buru dari tempat itu

"Hati2 nona Camille...!" teriak Killian pada gadis dokter itu

"Dokter memang selalu sibuk ya...tapi lain lagi dengan aku yang memang selalu sibuk tapi selalu bolos pada saat sibuk itu ya..." batin Killian swt sendiri

Killian mendengar alunan melodi kedua gadis itu sudah selesai dan melihat serta menghampiri Cecill....

Cepat2 gadis mungil ini menutupi wajahnya dengan boneka lumba2 itu. Rasa malunya keluar lagi.

Killian tersenyum melihat ekspresi gadis cilik itu yang sama seperti pada saat pertama kali dia bertemu dengannya...

"Hei, Cecill, tidak kusangka kau pintar sekali memainkan piano ya, keren lho.." ujar Killian tersenyum nyengir di pinggir panggung dengan posisi bertopang dagu

"Sedang apa kau disini? Berjalan-jalan?" tanya killian pada Cecill
Killian R.Erilliano
Killian R.Erilliano
Police
Police

Jumlah posting : 118
Lokasi : Di tempat tawuran=))
Registration date : 29.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Scotland Yard's MIT Assistant
Shoutout: Kill! Destroy! Fight!=))

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Marion E. Gevanni Tue Feb 03, 2009 9:26 pm

Kedua kakinya melangkah ringan tanpa suara, nyaris menari di atas lantai teater tua ini. Sementara Xin masih terus menyanyi, suaranya tidak buruk, meski dengan lagu yang tidak Marion mengerti sama sekali. Duhh, ia hanya mengerti bahasa Inggris, Perancis, Jerman, dan beberapa bahasa lainnya. Ia tidak begitu ingat. Dan jangan heran, sudah cukup banyak negara yang sempat ia singgahi ketika ia bermigrasi—entah ini keluarga keberapa setelah kejadian saat itu. Marion mengerling, menatap grand piano hitam yang tampak anggun dalam ruangan berdinding karpet merah. Nyaris tak ada debu pada piano tersebut, seakan ada orang yang benar-benar merawat dan menyayangi benda mati itu. Benda mati yang indah. Benda mati yang selalu menarik perhatiannya.

Musik.

Memang, entah apa karena Nate dulu sering mengajaknya bermusik, menarik Marion ke dalam dunianya yang kini membuat tempat lain dalam rongga hatinya, membuat adik perempuannya benar-benar tersedot dalam suara nada, terutama halnya pada piano dan tarik suara.

Pandangannya beralih pada gadis berambut pirang yang entah karena apa meminta maaf, sukses membuatnya heran. Maaf eh, untuk apa? Karena sungguh, ia tidak mengerti.

Ah, ping pong~ Mungkin gadis itu menganggap percakapan mereka sebelumnya sebagai perdebatan kecil, hmm? Nice job. Kau sukses membuat tawa renyahnya tergelak, sekaligus mendengar kalimat selanjutnya yang dikatakan gadis-asing-bau-obat itu. Marion mengangguk, membuat helaian rambut depannya yang berwarna orange bergerak sedikit menyentuh pipi pualamnya, terkikik geli. Bau obat sangat tidak enak, begitu juga dengan bau mayat. Tapi sisanya ia tidak keberatan. Sungguh, mph.

Dari sudut mata emas madu-nya ia dapat melihat Xin mengangguk, kontan membuat senyum-yang-tak-pernah-lepas-nya semakin merekah.

Xin, Xin, semoga kau benar-benar menyadari apa yang Marion inginkan—dan di-iya-kan begitu saja. Oh, baguslah. Tentu hal ini akan menjadi jauh lebih mudah dari sebelum sebelumnya. Pandangannya berpendar ke segala penjuru ruangan, yah, katakanlah Marion memang tipe gadis yang tidak bisa diam. Dan kedua bola mata emasnya kembali menatap piano anggun di atas panggung itu.

“Tidak keberatan jika kumainkan satu lagu, kan.” Ia tidak bertanya, hanya sebuah kalimat basa-basi yang dilontarkannya, tidak begitu antusias dengan pendatang baru di ruangan kedap suara tersebut. Dan dalam hitungan sepersekian detik gadis berusia 15 tahun itu sudah berdiri di belakang gadis kecil berambut pink yang sempat memainkan piano tadi. “Kupinjam piano ini sebentar ya, Sayang.” Tangannya yang keras dan sedingin es dengan mudahnya mengangkat tubuh mungil gadis tersebut, menggeser tubuh si kecil dalam genggamannya seraya terduduk di atas kursi piano yang berwarna hitam; disebelah gadis kecil itu. Warna hitam yang indah. “—Winter Sleep.” Lanjutnya masih menunjukkan senyum manis abadi di bibir tipisnya.

Jemari-jemari mungilnya bergerak perlahan, menyentuh beberapa tuts pertama, mulai memperdengarkan nada-nada dari piano di hadapannya. Bergerak lincah namun lembut dan pasti, tanpa keraguan dalam permainannya.

Lagu favorit Marion yang selalu dimainkan oleh sang kakak tercinta untuknya.

OOC: Winter Sleep
Marion E. Gevanni
Marion E. Gevanni
Citizen
Citizen

Jumlah posting : 7
Age : 30
Registration date : 26.01.09

ID Card
Race: Vampire
Job: Freelancer - Ngerecokin yg lainnya.
Shoutout: "All humans will, without exception, eventually die. Once dead, they can never come back to life."

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Cecillia E. Renderose Tue Feb 03, 2009 10:10 pm

"Hei, Cecill, tidak kusangka kau pintar sekali memainkan piano ya, keren lho.."

"Sedang apa kau disini? Berjalan-jalan?"


"Um..." mata birunya berdelik ke sana kemari, masih merasa malu melihat orang2 yang baru berkenalan dengannya ataupun sudah mengenalnya. Cecillia menutup wajahnya pada boneka lumba2nya lalu mengangguk. "Kakak Killian sendiri?" tanya baliknya.

“Kupinjam piano ini sebentar ya, Sayang.”

Tubuh mungil gadis cilik berambut pink itu dengan mudahnya terangkat dan digeserkan ke samping agar gadis muda berambut orange itu dapat menempati tempat duduk piano itu. Tidak lama kemudian, gadis tersebut menekan tuts piano itu dengan lincah namun lembut. Ia memainkan sebuah melodi pada piano. Cecillia terdiam sejenak mendengarkan alunan lagu itu dan ia membuka mulutnya, bernyanyi.

It keeps coming back to me
I remember this pain
It spreads across my eyes
Everything is dull

Everyone's smiling, they're smiling
It pushes me far far away
I can't understand
Everything is blue


Suatu kata2 atau lirik terdengar dari suara gadis cilik itu bernyanyi, mengikuti nada2 yang dimainkan oleh gadis yang sedang main piano itu. Ya, karena kemampuan ingatannya yang menakjubkan itu, ia bisa mengenal lagu itu hanya dengan mendengar melodinya.
Cecillia E. Renderose
Cecillia E. Renderose
Police
Police

Jumlah posting : 93
Registration date : 29.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Detective
Shoutout: "Um... it's nice to meet you..." *hugs the doll*

Kembali Ke Atas Go down

Playing music Empty Re: Playing music

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Halaman 1 dari 2 1, 2  Next

Kembali Ke Atas


 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik