You Don't Even Know This World

Hmph? Ambisius? Hei, Kyrios hanya melaksanakan tugasnya saja, sekarang lebih baik menitipkannya di keluarga Wardlast setidaknya. Ia masih punya hubungan baik dengan keluarga ini, sementara Clientnya dari Qingbang akan datang, lebih baik menyiksa anak kecil ini saja lebih menyenangkan bukan? Matanya melihat kearah ruangan bawah tanah dari keluarga Wardlast itu. Menarik sekali, sangat menarik bisa dibilang. Aneh, tetapi nyata. Sejak kapan keluarga itu mempunyai sebuah ruangan penyiksaan? Apakah Cynthia tau tentang hal ini? Tidak terlalu peduli dengan hal tersebut, anak tersebut masih tertidur karena oba tersebut. Masih tak mau melepas topengnya lalu melihat kearah sebuah kerangkeng yang seukuran dengan tubuh anak itu. Cukup kecil memang, kurang lebih sekitar satu kali satu meter saja, tidak lebih tidak kurang. Melempar tubuhnya dan menjejalkannya kedalam kerangkeng tersebut, sehingga ia tidak bisa bergerak sama sekali dalam posisi meringkuknya itu.

Dan tak disangka ada tamu yang tidak diundang masuk kedalam ruangan tersebut, seorang pelayan dari keluarga Wardlast. Angel Arcsanctum. Menatap kearah gadis tersebut dari balik topeng tersebut dan tersenyum kearahnya, sebentar lagi acara pengangkatan Cynthia menjadi kepala keluarga ini bukan? Lebih baik Kyrios segera mengganti pakaiannya dan menitipkan padanya.

"Lebih baik, aku pergi dulu eh? Berith?"

Berjalan pergi dari tempat itu dan meninggalkan semuanya kepada setan Berith itu.

OOC: Khusus untuk yang merasa ngeplot aja... sisanya ga boleh masuk

Apa-apaan ini!? Kenapa dia bisa diperintah oleh seseorang yang sama sekali bukan majikkannya?! Ia harus berada di samping Nona Cynthia or else dia bisa saja diincar oleh orang-orang! Angel, yang memegang nama Berith, tengah melihat seseorang yang merupakan teman terdekat Cynthia serta 'ancaman terbesar'. Bilamana Cynthia bisa hidup karena Kyrios, bagaimana bila suatu saat nanti Kyrios malah balik mengkhianatinya? Sekarang keadaannya diantara khawatir dan senang, khawatir karena Cynthia bisa saja bunuh diri dan senang karena dia bisa lepas dari kontrak tersebut.

"Lebih baik, aku pergi dulu eh? Berith?"

Angel menggeram ke arah Kyrios, tidak seharusnya dia memanggilnya dengan nama aslinya. Matanya yang memerah itu menatap Kyrios dengan perasaan benci. Kyrios benar-benar cocok dengan keadaannya sekarang, dia nyaris tidak pernah menunjukkan wajahnya yang sebenarnya- bagai memakai topeng. Somehow, bila dia bukan orang yang dekat dengan Cyn, Angel tidak akan segan-segan menghajarnya dengan Mjollnir miliknya sehingga tubuhnya tercerai-berai.

Namun hilangkan pemikiran itu, sekarang ia dihadapkan dengan kepala keluarga Phantomhive, yang melakukan kontrak dengan salah satu 'rekan'nya. Apa Asmodeus akan datang kesini dan menggil karena melihat tuannya dikurung? Well, tapi Angel tahu kalau Adriano tidak seceroboh itu untuk menggrebek masuk ke ruangan ini, pasti dia akan datang ke pesta terlebih dahulu. Ia lebih suka membersihkan sesuatu secara bersih.

Angel berjongkok di depan kerangkeng besi itu, melihat Noel yang sedang dalam keadaan biusnya. Apa yang harus dilakukannya sekarang? Apa menyemplungkan dia ke kolam? Atau mungkin dikurung saja di tempat sempit dan tertutup? Sekarang Angel tengah berpikir, sembari menunggu bangunnya sang tuan putri.

Tidak, menunggunya bangun akan sangat membuat waktu... Lebih baik segera melakukannya selama dia tidak sadar agar dirinya tidak bisa memanggil sang demon itu. Tangan Angel merusak jeruji besi itu dan menggendong tubuh Noel yang kecil keluar, mata merahnya mencari sesuatu yang tepat untuk dijadikan 'mainan'nya. Aha!

Ia pergi ke arah 'mainan'nya, memang sangat simpel- Hanya sebuah kotak kaca kecil. Ia memasukkan tubuh Noel ke kotak kecil itu dan menutupnya. Kotak itu benar-benar kecil sehingga mungkin Noel tidak akan bisa menggerakkan tangannya sekalipun, setelah itu tentu saja... Angel mengikat kotak itu dengan rantai dan digantung terbalik di atas sebuah kolam. Aneh sekali melihat tempat ini benar-benar dipenuhi fasilitas? Guna kotak kaca itu untuk memberi sedikit ketakutan pada Noel yang melihat dirinya digantung terbalik di dalam kotak kaca yang akan masuk ke dalam kolam. Tidak lupa dengan sistim agar kotak itu turun seiring berjalannya waktu sehingga suatu saat nanti ia akan masuk ke dalam kolam itu.

Air di kolam itu air biasa, hanya saja... Apa ada seseorang yang bisa bernafas di dalam air? Angel menyeringai kejam melihat sosok tak berdaya itu turun secara perlahan-lahan... Gerakan itu lambat namun pasti...

...

AH LAMA!

Angel tidak tahan dan segera menarik tuas berwarna biru sehingga kotak kaca itu turun dengan cepat dan segera tenggelam. Lubang-lubang di kotak itu membiarkan air-air masuk. Setelah beberapa detik, tuas yang berwarna kuning ditarik. Tidak terlihat, tapi Angel tahu bahwa kejutan listrik kecil sedang mengalir di dalam air itu. Tidak lama, ia mendorong tuas berwarna biru dan kotak itu terangkat ke atas. Pastilah Noel sudah bangun sekarang.

"Bagaimana, tuan putri? Sudah bangun?" Tanya Angel.

Apa yang tadi terjadi di ruang kerjanya? Noel tidak ingat apapun. Hanya suara ledakkan, pintu ruangan hancur. Lalu gelap. Noel sama sekali tidak tahu apa yang terjadi. Apa dia menjadi incaran para saingan bisnis? Cih, bosan. Berarti sekarang ia diculik, lagi? Tepat. Noel dibawa ke suatu tempat yang pastinya tidak berada di Phantomhive mansion. Apa yang diinginkan penculiknya sekarang? Membunuh bocah ini? Uang? Entahlah. Noel tidak mengetahuinya, tentu. Dalam keadaan tak sadar, ia menemukan tempat sendiri untuknya.

Mimpi. Noel bermimpi. Ia melihat ayahnya, menggandeng tangan mungil Noel. Begitu erat. Mereka berdua menyusuri jalan ramai. Noel tidak tahu tujuan mereka ke mana. Yang jelas, di sekelilingnya terdapat tumpukkan salju. Musim dingin. Noel tidak bisa memandang wajah ayahnya. Ia terlalu pendek.

Lalu terdengar suara letusan pistol. Noel ditarik menjauh dari ayahnya. Tidak. Ini terulang lagi. Kejadian ini, sewaktu ayahnya terbunuh. Tidak, tidak... Jangan mimpi ini lagi. Tapi Noel tidak bisa membuka matanya. Oh, tolonglah. Siapapun...

'Adri...'

BLEEEPH

Mata Noel terbuka lebar. Air? Di mana ini? Ia tenggelam! Noel berusaha menggerakkan tubuhnya. Tapi tidak bisa. Noel berada di dalam sebuah kotak kaca yang sangat sempit. Panik. Tiba-tiba terasa aliran listrik mengejutkannya. Noel terbeliak. Ia tak bisa menahan napas lebih lama lagi. Sesak.

Tak lama, Noel merasa paru-parunya dapat menghisap udara lagi. Terengah-engah, tapi masih dapat mendengar seseorang memanggilnya. Ia tidak dapat melihat begitu jelas. Matanya nanar. Semuanya tampak berkabut.

"Hh... Si--siapa kau...?" Noel bertanya, terengah-engah dan menggigil karena dingin.

Sang putri terbangun! Yang terlukis di wajah Angel hanyalah seringai senang dan kejam, sosok Noel yang kedinginan karena air itu. Kenapa? Kenapa tidak ada rasa takut yang tersirat? Berikan Angel ekspresi ketakutan! Berikan iblis ini kalimat 'aku takut'! Namun di sisi lain ia merasa senang karena 'mainan'nya ini ternyata tidak rapuh, ia cukup iri melihat Asmodeus yang memiliki tuan sepertinya. Tapi bagaimanapun juga, Cynthialah yang terbaik.

"Hh... Si--siapa kau...?"

Angel menarik roknya dan membungkuk memberi hormat pada Noel. "Saya hanyalah seorang pelayan dari keluar Wardlast..." Ujarnya sopan dengan nada lembut ke Noel. "Sekaligus iblis dari pembunuhan dan penghujatan, Berith." Suaranya ketika mengucapkan kalimat terakhir berubah, bukan suara lembut yang biasanya dipakai pelayannya ke tuannya. "Tak kusangka kau masih bisa bertahan, tak bisakah kau memberikan raut wajah ketakutan?" Tanya Angel sembari menurunkan kotak kaca itu dengan cepat- Dan berhenti tepat ketika permukaan kotak itu menyentuh permukaan air. Angel mendekati Noel yang tak berdaya.

"Kufufu... Sekarang tinggal 'menunggu', eh? Tuan putri- Kau diam saja di sana sampai waktunya nanti... Kami tidak berniat membunuhmu kok, walaupun aku mau." Lanjutnya. Kaki Angel melenggang pergi dari tempat tersebut, menuju ke keramaian...

[OUT]

Benar-benar deh... Repot juga kalau tuanmu itu bocah kecil, yang melindungi dirinya sendiri saja tidak bisa. Adriano sampai geleng-geleng kepala memikirkannya sekali lagi. Ah, andai saja butler Noel bukan Adriano, bagaimana jadinya ya...? Humm mungkin bisa saja sang butler tidak akan pergi untuk menyelamatkannya seperti ini. Mana berani mereka mempertaruhkan nyawa begini? Yeah, tapi kau tidak punya nyawa, Asmodeus.

Ah. Sebenarnya agak aneh juga rasanya kembali ke wujud asli begini. Tangan kanannya menggenggam Illith, trident kebanggaannya yang hanya dia gunakan saat perlu saja. Dan sepertinya sekarang perlu, karena Berith pasti mengejarnya. Yeah, perintah Miss Wardlast adalah menghancurkan Adriano, bukan? Pasti dia akan diburu, sampai ke ujung bumi sekalipun. Berith memang sangat penurut, tidak seperti Asmodeus yang sering sekali malah mengabaikan perintah yang tidak diberikan tuannya melalui seal kontrak mereka.

Dia pun sampai di sebuah tempat yang sepertinya merupakan ruang bawah tanah keluarga Wardlast. Mencurigakan. Amat sangat mencurigakan. Dia pun menendang terbuka pintunya...dan mendapakan sebuah ruang penyiksaan dengan...alat yang lengkap juga. Wao. Dia tadinya akan mencoba melihat beberapa, tapi pandangannya langsung tertuju ke sesuatu yang seperti kolam, dengan sebuah kotak kaca nyaris saja masuk ke dalamnya. Dan yang di dalam kotak kaca itu...

"You rang, My Lord?" tanyanya sambil menghampiri kotak itu dengan langkah perlahan. "Selalu diculik seperti ini dan pada akhirnya harus memanggil saya... Bagaimana sih?"

Dia pun menegakkan tridentnya di lantai dan menatap Noel. Matanya, yang kini berbeda warna karena dia dalam wujud setan penuh, sekalipun mengenakan setelan manusia. Dia pun menghela nafas, dan kemudian melanjutkan perkataannya.

"Tidak beruntung, kali ini ada Berith. Lebih baik kita selekasnya--"

Kenapa harus dia sih, yang berakhir diculik seperti ini? Sungguh, Noel merasa bosan kalau hidupnya terus seperti ini. Diculik, lalu diselamatkan Adriano. Ya, ya, Noel tidak mungkin lupa kalau Adriano akan datang menyelamatkannya. Membawa pemuda kecil ini kembali ke Mansion Phantomhive. Setelah itu, kembali melaksanakan jadwal yang sudah dibacakan Adriano. Ck, tak bisakah ada yang lebih seru dari penculikan seperti ini? Memangnya hari-hari Noel itu tersedia untuk para penculik? Tentu tidak.

Penglihatannya sudah kembali. Noel dapat mengetahui siapa yang berkata padanya. Seorang wanita. Maid dari Keluarga Wardlast? Cih, apa maunya mereka pada Noel? Earl cilik itu mengerenyit saat mendengar siapa wanita itu sebenarnya. Berith. Astaga, iblis lainnya? Noel sudah cukup berurusan dengan Adriano. Kenapa harus ada demon lain yang sekarang menculiknya? Mengesalkan.

"Hmm? Ketakutan katamu?" Noel terkekeh geli. "Aku tidak mungkin menunjukkan wajah ketakutan di hadapan makhluk sepertimu."

Tiba-tiba, kotak kaca tempatnya dikurung, turun mendekati air lagi. Noel menahan napas. Bersiap tenggelam lagi. Tapi ternyata tidak. Noel memandang kesal pada Berith. Ia sudah meremehkan Noel. Demon itu kemudian berjalan keluar. Khh, sialan.

...

Ada yang datang? Setelah beberapa lama, datang seorang tak dikenal. Siapa? Noel hampir meminta tolong saat sosok itu mendekat. Tch, Adriano. Kali ini, Noel menatap Adriano dengan kesal.

"Jangan banyak bicara, bodoh. Keluarkan aku sekarang," perintah Noel.

"Where do you want to go? Asmodeus?"

BRAKK!

Angel menghantamkan palunya di lantai tempat dimana ia 'menyiksa' Noel, tepat di samping Adriano tapi, ternyata ia ingin menghancurkan Adriano namun meleset- Entah memang akurasi Angel yang kurang bagus atau Adriano menghindar tanpa terlihat. Oh great, semoga tidak ada yang memarahinya karena sekarang lantai itu sudah rusak berkat hantaman dari Angel. Namun hal itu tidak diperhatikan oleh setan satu ini, perintah dari Cynthia yang jarang sekali dluncurkan ini harus dia lakukan sepenuh hati- Siapa tahu tidak ada kesempatan berikutnya? Biarlah bila lawannya ini sesama demon, ia harus menghancurkannya walaupun hal itu tabu.

Ia mengangkat kembali Mjolnir miliknya sehingga debu-debu berterbangan. Rambutnya tergerai dan terlihat semakin panjang, matanya juga kembali ke warna aslinya, warna merah darah. Mata itu adalah tatapan mata yang haus darah, mengingini adanya nyawa seseorang yang terbuang di malam yang romantis ini. Tidak apalah tidak membunuh Asmodeus, yang penting ia harus melihat darahnya menalir keluar- Dengan begitu malam ini adalah malam yang paling membuatnya bahagia selama ia kontrak dengan Cynthia.

"Well, tidak seru kalau tidak ada tantangan... Bukan?" Tanya Angel langsung menarik tuas berwarna biru dan... Voila! Kotak kaca itu spenuhnya masuk ke dalam air. Dengan cepat ia melompat ke arah kotak kaca itu sembari mengayunkan palunya ke arah mereka berdua. Mungkin dia tidak boleh menghancurkan Asmodeus, tapi dia boleh menghancurkan Noel dan apabila Asmodeus kena imbasnya- Ia tidak bersalah, kan? Angel tidak sabar melihat pemandangan tersebut, dimana air bercampur dengan darah dan membentuk sebuah kombinasi warna yang sangat indah... Uwah, Angel harus fokus!

---

Image Mjolnir : http://iro.snipah.com/gfx/item_pix/big/Mjolnir.png

Triple crap.

Adriano baru akan mengayunkan tridentnya untuk menghancurkan kotak itu, ada sesuatu yang mengarah padanya. Tentunya dia tahu, karena instingnya bisa dikatakan paling tajam di antara demons yang lainnya. Mungkin itulah satu-satunya kelebihan Asmodeus. Dan karena itulah dia bisa menghindar sedikit, membuat hantaman senjata Berith justru menimpa lantai. Lantai itu segera rusak berat dan debu berterbangan... Oh my, seharusnya tadi dia berlekas membebaskan Young Masternya. Dan kini dia melihat mata rekannya itu seperti kembali ke wujud semula. Merah yang haus darah.

Adriano pun menghela nafas panjang, malas. Sebenarnya dia lebih ingin kabur saja, tidak perlu menghadapi Berith. Tapi sepertinya mustahil...huh?

"Tantangan..." gumamnya sambil mendengus pelan. "...hanya merepotkan, Berith. Dan kulihat...sepertinya kau juga 'lapar'."

Gah! Kotak kaca tempat Noel malah terendam sepenuhnya di dalam air! Adriano merutuk pelan, bergerak mundur untuk segera mengeluarkan Young Masternya dari sana. Tapi Berith lebih cepat, mengayunkan palunya ke arah Adriano dan juga Noel.

TRAAANG!

"Berith!" seru Adriano sambil menahan palu itu dengan tridentnya. Sulit, mengingat tenaga setan yang satu itu jauh lebih besar. "Kh-- Young Master tidak ada hubungannya dengan perintah yang diberikan padamu, tahu!"

Serangannya berhasil ditahan oleh Asmodeus, bagus! Tidak akan menyenangkan kalau Asmodeus bisa mati begitu saja, walaupun mempunyai atribut yang jauh dari pertarungan- Seorang demon tetaplah demon. Ia tidak akan pernah bisa lepas dari genggaman Berith sampai Asmodeus dalam keadaan yang menyedihkan. Seluruh indranya hanya menangkap sosok, suara, aura, serta bau Asmodeus. Tidak terasa yang lain, hanya Asmodeus seorang yang eksis sekarang. Ia menarik kembali Mjolnir miliknya dan bersiap mengayunkan ke arah Asmodeus dari samping.

"Kh-- Young Master tidak ada hubungannya dengan perintah yang diberikan padamu, tahu!"

DEG!

Sekarang ia baru tersadar, namun ayunan tangannya tidak berhenti, Mjolnir masih mengarah ke arah Asmodeus. Namun sekarang ia tidak bisa berpikir jernih, ia baru teringat setelah Adriano mengenainya telak dengan satu kalimat itu. Cynthia tidak pernah mengatakan untuk menyiksa Noel, jadi untuk apa ia melakukan ini semua? Perintah awal berasa dari Kyrios- Kenapa dia bisa dimanipulasi seperti itu? Tidak... Perintah Kyrios seperti perintah Cynthia, Angel merasa bahwa kata-kata Kyrios adalah apa yang diungkapkan oleh Cynthia.

"Hell! Aku tidak peduli sama sekali!" Serunya sambil tetap menyerang dengan membabi buta ke arah Asmodeus. Gerakannya kali ini tidak teratur, tanpa ada pikiran sama sekali. Sekarang pikirannya tenggelam ke kalimat yang dikeluarkan Adriano. Sial, dia seharusnya tetap terfokus untuk 'menghancurkan' Asmodeus, bukannya malah memikirkan hal kecil seperti itu. Tentu saja Noel ada hubungannya dengan ini... Untuk menahan Adriano agar tidak kabur. Tapi bila dibiarkan seperti ini, otomatis ia secara tidak langsung melakukan hal di luar perintah Cynthia.

Ia mengarah ke Noel dan meninju kotak kaca tersebut, menarik kerah Noel dan mengeluarkannya dari kolam tersebut. Dengan begini bocah cengeng ini tidak akan mati, kan? Ia melempar bocah itu ke pojok ruangan sehingga membentur dinding walaupun tidak begitu keras. Angel menahan tenaganya karena manusia bisa mati kalau dia menggunakan tenaganya penuh.

"Puas? Tuan mudamu tidak akan mati sekarang."

Hari itu, perasaan Colorante benar2 tidak enak... Entah kenapa aura di sekitarnya seperti gelap dan suram... Mungkin karena dia sedang berada di dekat Wardlast's Mansion. Saat dirinya hendak beranjak pergi, telinganya menangkap sesuatu. Terdengar suara yang keras seperti sesuatu menghancurkan benda. Dan suara tersebut datang dari dalam Mansion. Ada juga suara lain yang tertangkap oleh telinganya dan suara itu adalah suara...

"YOUNG MASTER!!!" pikir Colorante cepat. Colorante berpikir sebentar, kenapa sang Young Master berkata 'Adri...' . Mungkinkah sang butler setia Young Master ada disana. Sebelum sempat berpikir yang lain, Suara keras lainnya terdengar. Tanpa pikir panjang, Colorante masuk ke dalam Mansion dan mencari keberadaan sang Young Master dengan hidung dan telinganya. Sampailah di suatu tempat yang dicurigai sebagai ruang bawah tanah.

Ternyata betul, sang Young master ada disana dan terlempar ke pojok ruangan. Dengan tanpa pikir panjang, Colorante segera bergegas ke sisi Young Masternya.

"Young Master! Apakah anda tidak apa apa?" kata Colorante sambil melepas jaket dan memakaikannya ke Young masternya.

Entah apa yang dilakukan oleh kedua orang didepan Colorante ini. Tempat tersebut lumayan hancur karena senjata sang Butlernya Young Master dan seseorang yang membawa palu besar. Dan Adriano pun terlihat berbeda sedikit penampilannya...

--

OOT : Anu... saya ikutan ya! Sorry kalo misalnya cuman boleh Kyrios, Ange, Noel, ama Adriano yang ikutan! Agak bingung saya ama OOC situ! Mohon maklumilah Newbie ini *membungkuk*

OOC: sori, invited only. Colorante, post anda aye delet. Situ pan gak ngikut ngeplot sama kite

---

Setiap setan punya trait masing-masing yang membuat mereka unik dan berbeda satu sama lain. Seperti Berith misalnya, nafsunya membunuh dan kemampuannya dalam pertarungan seperti ini adalah apa yang membedakannya dengan demon lain. Lantas pada Asmodeus, apakah ciri khas yang paling menonjol? Yang tentunya tidak mungkin terlewatkan, dan hanya seperti anjing yang sekadar mampu melacak bau tuannya? Kata-kata.

Yep, bisa dikatakan Asmodeus adalah setan yang paling licin dalam menggunakan kata-kata. Dia mampu menyusun kalimat yang begitu menipu, seolah terlihat mengangkat lawan bicaranya ke atas angin namun rupanya hendak menjatuhkan. Dengan kata-kata seperti inilah biasanya dia mampu menarik orang menuju jurang lust dan terjebak olehnya. 'Hanya semalam ini saja', 'tidakkah kau ingin merasakan kebahagiaan?' Haha, kalimat itu mempan pada manusia biasa umumnya. Tapi...tidak dengan Young Masternya. Makanya Adriano lebih memilih Berith tidak menyentuh bocah itu; his prey.

Bicara soal Berith, sepertinya kata-kata Adriano tepat sasaran. Bisa dimanfaatkan? Pria ini pun tersenyum sinis, dan meloncat menghindari serangan Angel dengan gerakan yang terlihat indah seandainya dia tidak tengah bertarung. Dia tidak bodoh, dia bisa melihat reaksi Berith yang serangannya menjadi tidak beraturan, seolah tidak berpikir. Dan celah ini akan kembali diserang Adriano, dengan hati-hati tentunya.

Berith meninju kotak kaca tempat Noel ditahan dan mengeluarkannya dari sana. Lalu...melemparnya ke arah dinding. Aduh, turut berdukacita deh, Bocchan...batinnya sambil meringis. Menahan tenaga atau tidak, kekuatan Berith tidak bisa diremehkan. Tapi tindakannya benar, andai Young Masternya sudah tidak dalam bahaya, sekalipun badannya pastilah sakit semua, Adriano akan dengan senang hati melayani Angel. Dia pun melompat dan mendarat dengan elegan di belakang Angel, matanya yang merah dan biru yang juga menjadi ciri khasnya pun bersinar di tengah kegelapan. Dia lantas menggenggam tridentnya dengan tangan kiri, lalu menarik lepas sarung tangan kanannya. Terlihat di sana simbol kontraknya dengan Noel, dan dia kembali memegang tridentnya dengan tangan kanannya.

"Bagus. Jangan pernah lupa Berith, siapa yang sebenarnya melakukan kontrak denganmu dan memang berhak memberimu perintah," ujarnya sedikit dingin. Dia pun mengacungkan tridentnya ke arah maid tersebut, seolah menantangnya. "Tapi ayo... Akan kupuaskan 'lapar'mu, bila kau mau..."

Di saat seperti itu, dia masih menyempatkan diri untuk menoleh ke arah Noel, mengedipkan sebelah matanya dan berbisik,

'Maaf, Young Master. Di rumah akan saya bayar dengan parfait coklat, oke?'

Sial. Noel benar-benar sial. Sudah diculik, ditenggelamkan pula ke air yang dingin. Ck, kasihan sekali. Sekarang, saat butlernya hampir menyelamatkannya, si Berith itu malah menenggelamkan Noel lagi. Pemuda ini bahkan tidak sempat menahan napas. Air dingin itu keburu menelannya. Ah, sesak. Noel tak sengaja menelan air. Sial, kalau seperti ini dia bisa mati tenggelam. Memang apa hubungannya ia dengan ini semua? Keperluan tak jelas si penculik. Bahkan Noel tidak mengetahuinya. Well, yang jelas nyawa anak ini terancam bahaya. Seperti biasa.

Air semakin banyak memasuki tenggorokannya. Sesak. Noel benar-benar tidak bisa bertahan lebih lama. Dinginnya air juga semakin menusuk. Ck, sepertinya ia hampir membeku. Memangnya ini di mana, sih? Sampai ada kolam begini. Pasti tempat rahasia. Tapi, kenapa Noel seperti tak asing dengan tempat ini? Tunggu. Tadi Berith mengatakan...ia pelayan Keluarga Wardlast? Jadi di sini, mansion keluarga itukah? Wardlast, Noel tidak menyangka keluarga itu juga memiliki demon.

Tapi yang penting sekarang dia harus keluar dari air. Noel tidak bisa bergerak. Kotak ini begitu sempit. Ah, hanya bisa berharap dari Adriano kah? Iblis sialan itu benar-benar akan mengalami patah hidung bila Noel tidak segera dikeluarkan. Tiba-tiba saja, kotak kaca itu dipecahkan. Berith menarik Noel dan melemparkan tubuh pemuda itu ke pojok ruangan. Aw, Noel meringis saat tubuhnya membentur tembok. Hari yang buruk. Noel benar-benar sial, sampai mengalami hari seperti ini. Oh, tadi ia hanya bergurau ingin merasakan hari yang berbeda. Maksudnya tidak seperti ini.

Noel tidak ingin harinya makin buruk. Hah, sepertinya Adriano butuh bantuan. Sedikit melempar tatapan kesal waktu Adriano berkedip padanya, Noel meraih eyepatch yang menutupi mata kanannya. Yeah, tempat kontrak mereka berada.

"Adriano, cepat kalahkan Berith, lalu bawa aku pulang!" serunya sambil menarik penutup mata itu sampai terlepas. Simbol di matanya tampak jelas. Sekarang, perintahnya mutlak harus dipatuhi Adriano.

Angel berusaha agar pikirannya tidak dipengaruhi oleh kalimat Adriano, dia seharusnya sudah mematri di ingatannya bahwa Asmodeus ini selalu menggunakan kata-kata untuk memenangkan segala pertarungan bila dia tidak punya kesempatan untuk menang. Ia berusaha mengembalikan pikirannya, tapi sangat sulit karena dia memang tercipta tidak untuk berpikir, ia adalah mesin pembunuh dengan mengandalkan tenaga- Dan jangan meremehkan mereka yang bertarung tanpa menggunakan otak, Angel merupakan pembunuh yang cukup ditauki walaupun ia jarang menggunakan strategi.

Ia melihat sosok Adriano yang melompat dengan elegan ke... Belakangnya. Ia hendak berbalik, namun Adriano mengatakan sesuatu yang jelas-jelas mencari pusat pemikiran Angel tadi. Ia merasakan adanya bahaya di belakangnya, langsung saja ia bergerak menjauh dari Adriano dan berbalik, ternyata Asmodeus mengacungkan trident yang merupakan senjatanya tersebut. Mau melawan senjata Angel dengan mainan seperti itu? Menantang Angel untuk memuaskan hawa nafsunya? Bagus Asmodeus, ternyata kau tahu cara yang tepat untuk memuaskan hawa nafsu berbagai makhluk, eh? Bahkan untuk seorang Berith sekalipun.

"Well yeah, kau memang pintar untuk berbicara-- Aku tidak akan mempedulikan perintah-perintah itu..."
"... Aku ingin bermain saja denganmu." Ujarnya.

Tanpa banyak berdialog lebih lanjut, ia langsung melompat dengan tatapan mata dingin, bukan tatapan mata haus darah atau apa. Bila seseorang menawarkan makanan, tentu orang yang sedang kelaparan tidak akan menolaknya walaupun mungkin itu makanan beracun. Langsung saja Berith mengayunkan tangannya sehingga Mjolnir miliknya menghantam arah Asmodeus. Semoga Adriano tidak hanya bermulut besar menantang Berith.

Bagaimana dengan masalah Kyrios? Pergilah ke neraka, Berith melakukan apa yang ia anggap benar. Ia sama sekali tidak menggubris perkataan Noel yang melakukan perintah mutlak, mengalahkan Berith? Tidak akan terjadi selamanya sebab Berith adalah setan yang memang melakukan pembunuhan sehingga kemampuannya tidak perlu diragukan lagi- Lain dengan Asmodeus, sang setan yang lebih ke arah 'perasaan'.

Hah? Siapa yang bilang dia mau bertarung? Yeh, itu kan cuma untuk membuat Berith lengah! Tapi sepertinya semua malah menanggapi dengan serius kata-katanya itu. Bukan hanya Berith, yang sepertinya siap menghantamnya lagi. Tapi juga Noel, yang sekarang malah memberinya perintah yang harus dipatuhinya. Adriano nyaris jatuh ala gedubrak gitu, tapi ditahannya untuk menjaga harga diri. Huaang! Bocchan lain kali jaga perintah doong... Dalam hatinya Adriano menangis ala air terjun. Dia tahu kemungkinan dia menang melawan Berith bahkan di bawah nol. Tapi seal di tangan kanannya terasa panas, dan dia tahu kalau dia harus melaksanakan perintah itu.

"Yes, My Lord," ujarnya dengan wajah agak muram.

Dan dia kembali menghadapi Angel. Oh well, sepertinya bahkan kata-kata tidak mempan lagi. Ganti strategi, kalau begitu. Mengalahkan Berith bukan berarti mengalahkannya dalam pertempuran. Ada banyak cara 'kalah'.

"Kuterima itu sebagai pujian...?" komentarnya atas perkataan Berith.

Dan benar, Angel kembali menyerangnya. Palu senjata maid itu kini mengancam meremukkannya, dan Adriano pun menghindar ke samping. Jah, kena serempet. Sekalipun hanya terserempet, tetap saja luka menganga di bahu kirinya. Darah mengalir, dan dia pun mengumpat pelan. Memilih untuk melakukan penyerangan cepat, selagi Berith sepertinya masih di dekatnya karena baru menyerangnya, Adriano pun memutar tubuhnya dan menebaskan bagian tajam tridentnya ke arah Berith. Kena atau tidak, tak tahu.

Bisa dihindari?! Angel geram melihat serangannya berhasil dihindari oleh Adriano dengan sedikit gerakan walaupun sempat terserempet dan membuat Adriano terluka. Setitik darah tidak akan memuaskan dahaga Angel akan membunuh, ia harus melihat sosok Asmodeus dilumuri oleh cairan berwarna darah yang sangat menggodda itu... Sayang ia tidak bisa membunuhnya, terkadang kematian itu lebih indah daripada darah yang menggenang dimana-mana. Uhh... Adrenalin Angel naik seketika memikirkan hal itu saja.

Clash!

"Ukh!"

Tangan Berith bukannya terserempet lagi oleh trident milik Adriano, bahkan menusuknya sedikit. Tanpa membuang waktu lagi, Adriano yang tepat berada di depannya langsung dihajarnya dengan kepalan tangannya ke arah wajah Asmodeus yang selalu dibanggakannya itu. Setan tidak akan lemah hanya karena kehilangan senjatanya, seluruh tubuh mereka adalah senjata mereka.

Tangan Angel terasa berdenyut, namun bukanlah setan pembunuh apabila tidak bisa menahan rasa sakit itu barang sebentar saja. Angel menerima rasa sakit itu sebagai kenikmatan sendiri dalam bertarung, tidak akan pernah seru apabila ia tidak terluka sama sekali.

Oh, rupanya kena. Wah, tidak disangkanya. Padahal rasa-rasanya dia paling tidak jago bertarung. Well, tidak masalah deh. Setidaknya kalau dia berhasil melukai Berith, walau sedikit, berarti dia membuat suatu kemajuan dalam pertarungan ini. Dia tahu Berith senang melihat darah, makanya dia tidak berusaha menyeka darah yang terus mengalir dari lukanya. Semakin cepat Berith puas, semakin cepat pertarungan ini berakhir.

BUAGH!

Oh crap, wajahnya kena. Adriano pun terlempar sedikit ke belakang, namun tidak sampai jatuh dan mendarat di pantatnya. Tidak, dia hanya mundur beberapa langkah, mengerang karena kena tepat di hidungnya. Perhatikan, hidungnya. Belum lagi tenaga Berith amat sangat luar biasa. Adriano pun mengangkat wajahnya dan...

...berteriak kesal.

"BERITH! KENAPA WAJAHKU? Gaah! Hi...hidungku yang sempurna! Gyaaa!"

Dia terlampau kesal sampai-sampai berhenti menyerang Berith. Dia hanya mengusap-usap hidungnya yang merah. Patah tidak ya? Yang jelas, dia kembali menatap Berith dan melesat ke belakangnya. Mengayunkan tridentnya, kali ini ke wajah Berith. Niat balas dendam? Kemungkinan besar.

Kau tahu kenapa Berith bisa dilukai oleh Asmodeus? Sejujurnya, bukanlah karena Asmodeus menjadi lebih ahli (tapi mungkin itu jadi faktornya), sebabnya ialah Berith yang tidak mau repot harus menghindar dan bergerak lagi untuk menghajar wajah Asmodeus. Lagipula satu garis lurus akan tidak memakan banyak tenaga, kan? Sangatlah efisien.

Wow, tinju Berith tepat mengenai mukanya dan membuat Asmodeus terlempar ke belakang. Terdengar erangan kesakitan dari Asmodeus, sepertinya itu terlalu kejam untuk Asmodeus yang membanggakan wajahnya? Who cares, di dalam pertarungan tidak boleh melindungi salah satu bagian tubuh yang tidak berguna karena bisa menghambat kemenangan- Salah satunya adalah wajah.

"BERITH! KENAPA WAJAHKU? Gaah! Hi...hidungku yang sempurna! Gyaaa!"

Asmodeus berteriak dengan nada kesal, tentu saja karena wajahnya itulah yang dibanggakannya- Setampan-tampannya seseorang, bisa saja ada wanita yang tidak mau dengannya karena hidungnya patah atau lebam tepat di mata dan pipinya. Ia menyeringai melihat Asmodeus yang mengusap hidungnya, ayolah Asmodeus- Wajah itu tidak terlalu berharga, kan? "Tentu saja karena kau paling membanggakan wajahmu..." Jawabnya sambil tersenyum.

Dalam sekejap Asmodeus sudah lenyap dari hadapannya dan ternyata berpindah ke belakangnya. Uh oh, mau apa dia? Angel menoleh ke belakang dan melihat ujung trident yang kecil itu mengarah ke wajahnya. Oh sh- Tidak boleh dibiarkan! Walaupun Angel tidak mempedulikan soal wajah, tapi bagaimana kalau matanya tertusuk dan itu membuat kemampuan bertarungnya menurun? Hell no, itu tidak boleh terjadi.

Berith dengan cekatan berusaha menghindar trident itu sepenuhnya. Pertarungan satu-lawan-satu hanya membuat senjata menjadi penghambat. Dengan cepat ia tiba-tiba 'melenyapkan' Mjolnir miliknya dan bertarung dengan tangan kosong. Berusaha tidak membuang waktu, Berith berjongkok dan berusaha menjegal kaki Asmodeus.

Sialan. Jadi karena Berith tahu dia paling bangga dengan wajahnya ini, makanya bagian itu yang dihantam, begitu? Sialansialansialan! Adriano, atau tepatnya Asmodeus, memang paling bangga dengan wajahnya. Ya, dengan wajah yang menawan, manusiawi namun juga terlalu tampan untuk menjadi manusia, dia telah menyeret banyak manusia untuk menjadi budak dari dosa yang menjadi pekerjaannya. Lust. Tapi bagaimana dia mau menarik manusia kalau wajahnya jadi tidak keruan begini? Hidungnya pasti merah, dan ini amat sangat menyebalkan.

Dan double sialan. Berith berhasil menghindari serangannya. Geez, batal deh niat balas dendam atas hidungnya yang merah ini. Dan belum lagi Adriano siap menyerang atau apa, Angel telah berjongkok dan menjegal kakinya. Pria ini pun terjatuh ke depan, tapi tidak benar-benar menyentuh lantai karena ditahan tridentnya. Phew, nyaris saja.

Dilihatnya Berith tidak lagi memegang senjatanya. Eh?

"Hm? Tidak mau memakai senjatamu, Berith?"

Kalau begini terus, pertarungan bisa berlangsung terlalu lama... Adriano pun menoleh ke arah tempat Noel berada. Mungkin sudah waktunya untuk menyusup kabur dan membawa pulang Young Masternya itu...

"Hm? Tidak mau memakai senjatamu, Berith?"

Bosan.

Sangat membosankan.

Entah kenapa Asmodeus tidak memberikan seluruhnya untuk pertarungan ini, Angel terang saja langsung tidak tertarik lagi- Masa bodoh Noel mau mati atau hidup, masa bodoh Asmodeus akan bercinta dengan Noel. Ia berpikir menghilangkan senjatanya akan memberikan kesempatan untuk Asmodeus, namun sepertinya dia hanya berpikir untuk segera berduaan dengan Noel.

Angel menghentikan langkahnya.

"Pergi sana." Ujarnya singkat tanpa nada dan memunggungi Asmodeus. Asmodeus tidaklah menyenangkan, mungkin lain kali ia akan mencari Amon saja untuk bermain. Setelah itu, ia langsung melesat menghilang dari tempat tersebut, meninggalkan Asmodeus dan Noel berdua saja.

Sekali lagi. Berith bosan.

[OUT]

Huh?

Err... Oke? Tadi Berith menyuruhnya pergi kan? Yah, harus diakui dia tidak akan pernah sepenuhnya ingin bertarung. Mungkin itu alasan dia dan Berith jarang akur. Dan sekarang setelah maid itu menghilang pergi, tidak perlu melakukan apa-apa lagi, bukan? Dia pun mengamati luka yang menganga di bahunya. Luka kecil, tidak masalah sih.

Dia pun menghampiri tempat Noel berada. Menunduk, lalu membawa si bocah tuannya itu ke dalam gendongannya, mengangkatnya seperti seorang pengantin. Dan dia pun tersenyum kecil, berusaha menenangkan.

"Nah, mari pulang, Young Master. Saya akan siapkan air mandi dan juga makan malam untuk Anda," ujarnya sambil melangkah ke kegelapan dan menghilang.

(OUT)