Engraved Vow
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Prelude: Winter Memories

+3
Angel
Chopin Edelsohn
Cynthia R. Wardlast
7 posters

Go down

Prelude: Winter Memories Empty Prelude: Winter Memories

Post by Cynthia R. Wardlast Sun Jan 25, 2009 5:08 pm

Winter Memories.

Sebuah senyuman terulas dari wajah Cynthia pada saat itu. Tatapan kosong diberikan oleh Cynthia pada saat itu, saat saat yang harus ia hadapi sebentar lagi. Pengangkatan dirinya menjadi kepala keluarga dan penerus dari keluarga Wardlast. Sebuah tangggung jawab yang besar memang dan Cynthia harus menanggung semua itu hanya karena ia adalah penerus dari keluarga Wardlast. Menatap kearah cermin dihadapannya sekarang, cermin yang begitu indah dengan ukiran singa, serigala, elang dan harimau. Terpancar bayangannya sendiri didalam cermin itu, terpancar dirinya yang dengan tatapan mata hampa. Terpancar pada kedua mata hitamnya itu, ia melihat kearah cermin tersebut, terpancar bayangan dari saudaranya dan pelayannya.

Angel dan Maria.

Cynthia hanya tersenyum, mengenakan gaunnya yang berwarna biru muda yang indah, dengan hiasan lekukan dan motif yang berkilauan dari gaun Cynthia. Ia hanya bisa tersenyum memandang kearah mereka sekarang, senyuman lemah, datar, tak ekspresi hanya sebuah senyuman. Senyuman layaknya sebuah boneka. Ia berdiri, menatap kearah pintu kayu yang megah tersebut. Berjalan untuk ke aula di rumahnya. Cynthia sendiri, telah mengundang keluarga noble seharusnya, mereka menerima undangan undangan tersebut. Atau mungkin tidak, karena Cynthia memang tidak bermakna dimata orang orang, hanya sebagai mahluk sampah. Tak berarti dan tak bernilai. Setidaknya itulah yang dikatakan oleh orang orang.

Ia tidak peduli sebenarnya, yang ia pedulikan sekarang, mengerjakan tugasnya dan menerima artifak yang sudah turun menurun diberikan oleh keluarga Wardlast. Last Heaven. Itulah artifak yang akan diturunkan kepada Cynthia, untuk pengangkatan dirinya menjadi kepala keluarga dari keluarga Wardlast. Sebuah kalung, berbahan dasar emas 24 karat dihiasi oleh dua belas permata kelahiran. Terukir hiasan, terbuat dari permata Garnet, Amethyst, Aquamarine, Diamond, Emerald, Alexandrite, Ruby, Peridot, Sapphire, Tourmaline, Citrine, Zircon. Kedua belas permata itulah yang menjadi hiasan dikalung tersebut. Sekarang Cynthia hanya tersenyum memandang kedua orang yang menemaninya saat itu, menatap lekat lekat kearah saudaranya dan pelayannya itu. Hampa, tatapan kosong yang diberikan.

"Angel, kutitipkan ini padamu."

Cynthia berdiri dan menaruh Last Heaven itu pada tangan Angel, tersenyum polos kepadanya. Menitipkannya kepadanya lalu berjalan keluar, untuk menyambut tamu yang ada didepan aula tersebut. Ia membuka pintu tersebut dan ia sudah berada diatas, lalu melihat kearah aula pesta tersebut. Tersenyum kepada tamu, dan menyambut mereka semua.

"Terima kasih, atas kehadiran kalian disini, silahkan menikmati pestanya sementara acara akan berlangsung sebentar lagi."

Datar, tidak ada emosi yang keluar, hanya sebuah tatapan. Kosong. Ia lalu berjalan turun untuk bergabung dengan para tamu.

[OOC: Timeline= Malam hari, malam bersalju. Open for all]
Cynthia R. Wardlast
Cynthia R. Wardlast
Head of Family
Head of Family

Jumlah posting : 24
Registration date : 25.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Headmistress of Wardlast Family
Shoutout: This is Girl's Generation!

Kembali Ke Atas Go down

Prelude: Winter Memories Empty Re: Prelude: Winter Memories

Post by Chopin Edelsohn Sun Jan 25, 2009 6:21 pm

That woman...

Chopin mendesah. Ia melihat Cynthia dari kejauhan aula pesta, ia berdiri di atas balkoni, dan sekali lagi memberikan kata-kata tanpa emosi yang seperti biasa. Chopin terkadang berpikir, bagaimana sih ini orang bisa diangkat jadi ketua Wardlast? Dan itu masih ia pertanyakan hingga sekarang. Pria berambut brunette ini menjamu tamu-tamu yang ada di dekatnya dan juga beberapa anak kecil...tampaknya komik buatannya di koran populer juga! Whoo! Ini berarti hasil kerjaan semakin laris beberapa hari ini dan ia cukup puas. Mendapat senyuman, pujian, dan ada juga yang minta tanda tangan walaupun tidak banyak. Tentunya, ia senang dengan semua ini, namun hari spesial pada musim dingin itu ia harus mendampingi Cynthia walaupun ia sedikit segan sejujurnya. Mengenal Cynthia sudah sangat lama tapi di dalam lubuk hati terdalamnya, ia belum dapat melakukan itu. Bahkan kalau dibilang, Angela dan Maria lebih pantas untuk pekerjaan tersebut.

Tap tap tap...

"Hei, bukan kah Angel pernah bilang? Kau seharusnya tidak boleh berjalan sendirian! Seorang nona keluarga Wardlast, setidaknya aku ingin melihat sedikit pikiran logis dari dirimu!" Komentar Chopin dari belakang perempuan berambut pirang itu. Tak apa-apa ia berkata dengan nada sedikit sinis atau apa dan bahkan bisa dibilang ia mencoba menyindir saudara kecilnya itu. Sedikit bibit saran juga Chopin coba masukkan di dalam perkataannya, karena sebuah fakta, dengan Cynthia resmi menjadi seorang kepala keluarga, ini berarti hidupnya akan menjadi lebih penting dari orang biasa. Ia sudah tak aman lagi dimana-mana sebab pangkat dan posisinya sekarang ini. Susah bukan menjadi orang penting? Ia semakin ragu akan kekuatan Cynthia sebagai pemimpin rumah ini. Chopin sendiri seharusnya juga tak berhak melakukan ini, apalagi ia juga diadopsi setelah Cynthia dan Maria. Ugh, ia agak bingung mengapa harus begini. Kenapa tidak ia saja yang dipilih? Cynthia...kau masih lemah dalam hal kepemimpinan!

"Oh ya! Aku lupa sesuatu. Kau-- Sudah mendapatkan Last Heaven?" Tanya Chopin dengan langsung kepada Cynthia. Pria ini lupa bahwa ia tidak ikut menemaninya saat ia keatas bersama Angel dan Maria. Kalau tidak salah kalung itu katanya berharga sekali bukan? Matanya belum melihat barang itu secara langsung, jadi bisa ditebak antusiasmenya akan kalung bersangkutan.
Chopin Edelsohn
Chopin Edelsohn
Citizen
Citizen

Jumlah posting : 10
Registration date : 25.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Author/Writer
Shoutout: "May thy Lord Gives You Eternal Blessing"

Kembali Ke Atas Go down

Prelude: Winter Memories Empty Re: Prelude: Winter Memories

Post by Angel Sun Jan 25, 2009 10:40 pm

Inilah peresmian nona Cynthia sebagai kepala keluarga Wardlast. Apa perasaannya sekarang? Senang? Tidak ada alasan untuk sedih pada peresmian ini, namun dia juga tidak mungkin senang hanya karena majikannya ini menjadi kepala rumah. Ia tahu Cynthia cepat atau lambat pasti akan diangkat sebagai pemimpin rumah ini, bukan Maria atau Chopin yang sama-sama diangkat dan memiliki presentase menjadi penguasa di rumah ini. Haha, tapi entah Cynthia dijadikan headmistress atau tidak, Angel akan terpaksa bersamanya sampai mungkin Cynthia memutuskan kontrak tersebut.

Ekspresinya datar, melihat Cynthia yang memakai gaun desainnya sendiri. Indah? Uh, Angel tidak tahu bagaimana ia mengungkapkannya, mungkin para manusia akan berkata 'indah', namun keindahan di matanya hanyalah tumpahan darah di atas salju putih ini. Matanya melirik ke arah jendela yang menampilkan pemandangan malam hari dengan turunnya butiran-butiran salju. Akankah ada pembunuhan di bawah sana? Angel ingin menyaksikannya lebih dari siapapun.

"Angel, kutitipkan ini padamu."

Kalimat itu menyadarkan dirinya dari lamunannya, sesuatu berada di tangannya sekarang. Last Heaven, perhiasan yang mungkin menjadi benda termahal incaran para wanita-wanita kaya, salah satu karya terbaik milik Wardlast? Apa Cynthia tahu artinya memberikannya pada Angel? Dirinya yang tidak memahami keindahan tersebut bisa menghancurkan benda ini sekarang juga dengan kekuatan tangannya. Apa yang membuat Cynthia memberikan ini padanya? Sebuah seringai merekah di wajah Angel, namun langsung segera disembunyikannya. Cynthia berbaur dengan tamu- Bagaimana bila ada seseorang dengan dendam tertentu mengincar Cynthia dari keramaian? Hell, ia bahkan masih tidak bisa mempercayai Mariabelle sepenuhnya.

Ia turun mendekati Cynthia, dan menemukan seseorang yang cukup familiar. Pria dengan kacamata dan rambut coklat, seorang illustrator komik anak-anak yang dimuat di koran. "Selamat malam, tuan Edelsohn." Sapanya tanpa ekspresi, namun berbeda dengan Cynthia yang seperti boneka, wajah Angel seperti es tajam yang bisa saja menusuk jantungmu tiap saat bila kau lengah. Pemuda itu berkomentar bahwa Cynthia berpikir tak logis (atau setidaknya itulah yang dipikirkannya).

"Kumohon jaga bicara anda, tuan Edelsohn. Kau tahu tangan ini bisa asja mengambil jantungmu sekarang?" Angel berbisik pelan pada Chopin dengan nada sinis. Wow, sikap heroik dari setan pembunuh dan penghujat terhadap orang yang hanya menyindir Cynthia? Well, yang boleh menghujat Cynthia hanya dirinya- Karena Cynthia adalah majikannya dan tidak ada orang yang boleh memandang rendah majikannya karena berarti itu memandang rendah dirinya.

Chopin mengungkit soal Last Heaven yang sekarang berada di genggaman Angel. Apa yang harus dia lakukan ya? Sebuah rencana terbesit di kepalanya, walaupun ia belum merancang sepenuhnya dan sekarang otaknya mulai bekerja untuk itu.

Semacam ujian? Mungkin.
Angel
Angel
Maid
Maid

Jumlah posting : 20
Registration date : 25.01.09

ID Card
Race: Demon of Murdering and Blasphemy
Job: Maid
Shoutout: "Your wish is my command..."

Kembali Ke Atas Go down

Prelude: Winter Memories Empty Re: Prelude: Winter Memories

Post by Mizer R. Artwaltz Sun Jan 25, 2009 11:21 pm

What. The. Hell.

Kenapa dia harus datang kesini sih? apakah harus? tidak penting bagi Mizer untuk menyambut 'some-kind-of-coronation-thingy' seperti ini, heh, mungkin semuanya harus seperti ini, biar bagaimanapun, Wardlast telah menyelamatkan hidupnya dari cemooh dan hujatan orang-orang dari rumah sial itu, diberikan makanan yang tidak layak, ditindas, cih! orang mana sih yang mau tinggal ditempat seperti itu? Bahkan orang yang tingkat kesabarannya setinggi apapun juga tidak akan mau tinggal ditempat itu.

--Oh yeah, tempat ini RAMAI. Lebih baik selesaikan semua yang harus dikerjakannya, dan keluar dari tempat ramai ini. Semuanya membuat dirinya mual, melihat orang yang mengobrol dengan relasinya dan lain-lain, dan ergh, ada penulis gila itu [Chopin, Red.] dan Maid yang --err, kelihatan creepy-or-sowhatever [Angel, Red.], Ck, ini membuatnya benar-benar keluar dari tempat ini secepatnya.

"... Halo." ujarnya pelan kepada kedua orang itu, --akhirnya kau memutuskan untuk mengulur waktu, menunggu orang-orang selesai ngobrol dan lain-lainnya dan lalu pulang? membosankan. Lebih baik setelah ini kau benar. Benar. Pulang. Secepatnya, AFAC [As Fast As you Can, Red.]. Kau tidak ingin membuang waktumu disini, kau bisa jalan-jalan dikota sambil menunggu Bulan Purnama dan nantinya melolong sesuka hatimu. --Mungkin membunuh orang juga dimasukkan dalam list.
Mizer R. Artwaltz
Mizer R. Artwaltz
Citizen
Citizen

Jumlah posting : 60
Registration date : 25.01.09

ID Card
Race: Werewolf
Job: Freelance
Shoutout: ''... get lost.''

Kembali Ke Atas Go down

Prelude: Winter Memories Empty Re: Prelude: Winter Memories

Post by Dio Mon Jan 26, 2009 1:55 am

oot: timeline setelah no fear of falling
==

Hoo...ramai ya, begitulah kira-kira pemikiran anak itu ketika muncul di pintu yang terbuka lebar. Ternyata ia lupa sama sekali. Habisnya anak itu tidak terlalu ambil pusing dengan urusan keluarganya. Heck, memangnya apa sih urusan di dunia ini yang benar-benar ia ambil pusing?

Dio menapak masuk dengan kedua tangan dalam saku celana. Kucluk, kucluk, kucluk...ia berjalan begitu saja. Sampai tengah ruangan, berhenti. ...Ada apaan sih? kepalanya memutari ruangan itu perlahan, bertanya-tanya meskipun tidak terlihat begitu kentara di mimik mukanya yang memang datar-datar saja itu.
Dio
Dio
Citizen
Citizen

Jumlah posting : 66
Registration date : 25.01.09

ID Card
Race: Shinigami
Job: Midnight Thief
Shoutout: "Haduh, malas..."

http://bakacupid.livejournal.com

Kembali Ke Atas Go down

Prelude: Winter Memories Empty Re: Prelude: Winter Memories

Post by Cynthia R. Wardlast Mon Jan 26, 2009 3:43 am

Prelude.

Cynthia menatap kearah semua tamunya itu, tersenyum lemah dan datar. Hampir tak ada ekspresi sama sekali, entah mengapa pada saat ini, ia menginginkan untuk bertemu dengan seseorang. ya, seseorang. Seseorang itulah yang memberikannya kekuatan, kekuatan untuk bertahan hidup. Tepatnya ia adalah seseorang yang menyelamatkan dirinya dari semua itu. Kegelapan yang abadi, kegelapan yang dapat melumatkan dirinya yang begitu rapuh. Perasaan ingin bertemu dengannya, sampai pada akhirnya ia tidak menemukan batang hidungnya ditempat itu.

Symphony of Prelude.

Musik mulai mengalun didalam aula besar tersebut, musik Waltz yang mengalun seperti alunan air yang tenang. Mengalir begitu indahnya, seakan semuanya tertelan olehnya, pikiran Cynthia pada saat itu juga terpecah. Seakan seseorang memecahkan kegelapan dari hati Cynthia pada saat itu, Chopin. Cynthia hanya tersenyum lemah kepada pemuda tersebut, pemuda yang bisa dibilang lebih tua daripadanya. Seorang penulis dengan gayanya yang abstrak, membuatnya seperti ini. Cynthia menatapnya kearah kedua matanya itu. Mendekat kearah Chopin, seperti biasa. Chopin sendiri lebih layak menjadi seorang pemimpin daripadanya.

Apakah? Pada kenyataannya memang kau tidak layak?

Cynthia bertanya tentang hal tersebut dalam hatinya, memandang kearah Chopin yang sekarang mengomentarinya. Tentang keselamatannya dan sebagainya, apakah Cynthia akan berubah dengan pangkatnya yang ia dapat? Bukankah? Ia sendiri hanyalah sebuah boneka hidup, yang dipakai pada saat ia diperlukan dan dibuang saat sudah tak berguna? Bukankah itulah yang menjadi saksi nyata bagi keluarga Wardlast? Bukankah itu kenyataannya? Jawab aku, siapapun! Cynthia pada saat itu menatap wajah Chopin yang begitu antusias, menanyakan tentang Last Heaven. Cynthia hanya tersenyum dan tangannya beranjak kearah pipi Chopin dan membelai wajahnya tersebut. Dengan lembut dan rapuh.

“Last Heaven ada ditangan, Angel. Chopin, apakah kau merasa—aku layak menerimanya?”

Seakan ia tahu akan jawabannya kalau Chopin pasti akan mengatakan tidak. Tetapi karena kasihan ia tidak akan menyatakan hal tersebut secara langsung, begitu pula dengan yang lain. Mereka semua menganggap Cynthia seperti layaknya sebuah boneka yang seharusnya dibuang. Tidak berarti sama sekali, sebuah boneka yang rapuh dan tidak berguna. Mungkin itulah salah satu sisi dari Cynthia yang terlihat sekarang ini, ataukah ada sesuatu yang lebih gelap akan keluar dari dalam Cynthia?

"Kumohon jaga bicara anda, tuan Edelsohn. Kau tahu tangan ini bisa asja mengambil jantungmu sekarang?"

Cynthia hanya tersenyum lemah sambil melepaskan belaian tangannya dari wajah Chopin dan melihat kearah Angel sekarang. Tersenyum lemah kepadanya dan menggeleng, bermaksud untuk mengatakan kalau ia tidak apa apa, tenang saja. Matanya menatap kearah seseorang yang baru saja datang, seorang werewolf. Ia hanya tersenyum lemah kepadanya. Menyapanya. Tetapi apakah ia akan menyapanya balik? Tidak mungkin bukan? Kalau bukan karena semua yang ia dapatkan ini. Tidak ada yang memandangnya sebagai dirinya yang sebenarnya hanya Cynthia yang mereka pandang.
Cynthia R. Wardlast
Cynthia R. Wardlast
Head of Family
Head of Family

Jumlah posting : 24
Registration date : 25.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Headmistress of Wardlast Family
Shoutout: This is Girl's Generation!

Kembali Ke Atas Go down

Prelude: Winter Memories Empty Re: Prelude: Winter Memories

Post by Kyrios I. Forrtesquie Mon Jan 26, 2009 8:00 am

Bloody Hell.

Apa yang ia lihat sekarang? Sebuah pesta yang menyebalkan. Menarik sekali, sebuah pesta yang akan mengangkat Cynthia kecil, menjadi seorang kepala keluarga dari Wardlast. Menarik sekali. Tepat seperti yang aku inginkan pada saat itu, tampaknya kau sudah dewasa dan aku sudah tidak perlu menjagamu lagi bukan eh? Cynthia. Kepala keluarga ini, menatap lekat lekat kearah para tamu dan matanya mencari yang mana yang bersosok Cynthia. Ia hanya tersenyum, sinis dan tipis diwajahnya meskipun samar dibalik topeng miliknya.

Matanya melirik kearah sekitarnya dan akhirnya ia menemukan Cynthia bersama dengan para bodyguard miliknya. Hmph, Setan pembunuh, Berith eh? Sangat—menarik sekali. Kyrios hanya tersenyum, memandang kearah mereka. Tersenyum seakan tidak terjadi apa apa dalam kehidupannya dan sekarang ia akan berjalan kearah Cynthia, untuk menyapa satu patah atau dua patah kata. Cynthia terlalu mempercayainya dan Kyrios tidak akan mengkhianatinya? Itukah kenyataannya? Kita lihat saja nanti.

Memasang muka senyuman, senyuman ramah yang sering ia keluarkan. Senyuman topeng dari wajahnya terukir dengan jelas diwajahnya dan menepuk pundak gadis tersebut dari belakang. Seorang gadis asia yang begitu cantik namun rapuh dimata Kyrios. Tersenyum, meskipun ia tahu. Gadis didepannya itu dapat mengetahui apa isi hati dari Kyrios saat itu. Namun, tidak peduli, karena gadis itu tidak pernah mengucapkan kata kata tersebut pada saat mereka bersama orang banyak.

“Jadi, pesta yang indah eh? Cynthia.”

Kyrios menatap sekelilingnya dan memberikan senyuman kearah mereka semua, sekedar formalitas. Permainan bisnis tidak semudah membalikan telapak tangan kalau kau perlu tahu. Semua itu ada aturan dan permainannya.
Kyrios I. Forrtesquie
Kyrios I. Forrtesquie
Head of Family
Head of Family

Jumlah posting : 6
Registration date : 25.01.09

Kembali Ke Atas Go down

Prelude: Winter Memories Empty Re: Prelude: Winter Memories

Post by Adriano Constanza Mon Jan 26, 2009 11:36 am

Sepertinya dugaan Adriano tepat. Young Masternya terlalu ahli dalam menarik perhatian para penculik. Sungguh.amat.sangat.menyulitkan.

Adriano pun menyibakkan rambut biru tua yang menghalangi matanya. Oke, dia harus menyusup ke rumah keluarga Wardlast untuk menyelamatkan Noel. Kok aneh ya, Noek yang diculik tapi dia yang harus diam-diam? Well, tapi kan belum tentu penculiknya orang keluarga Wardlast; bisa saja orang yang kebetulan membeli pakaian mereka. Tapi dia tahu bau orang itu ada di sekitar sini. Bau yang sama seperti yang menempel pada kain itu.

Seorang pelayan menawarkan sampanye padanya dan dia pun menerimanya sambil tersenyum. Heh, mana mungkin orang mengenalinya sebagai butler Phantomhive malam itu. Dia telah kembali ke wujudnya yang semula; rambut biru tua panjang yang diikat, dengan puncak kepalanya seperti nanas, dan juga matanya kombinasi menakutkan merah dan biru. Dia mengenakan setelan ala bangsawan biasanya, hingga nampak kalau dia seperti salah satu dari golongan ningrat itu.

Ah, baunya semakin kuat...

Dia pun menghampiri kerumunan orang di mana bau itu sangat kuat. Lumayan juga. Ada si nona Wardlast yang dipestakan hari ini, Berith, dan beberapa orang lainnya. Tapi dia menatap seorang pria di dekat Miss Wardlast. Baunya sepertinya datang dari orang itu, eh?

Tapi dia memilih untuk berbasa-basi dulu. Memamerkan senyum kalemnya yang biasa, dan mengangkat gelas sampanyenya ke arah Miss Wardlast.

"Selamat, Miss Wardlast!" ujarnya, agak keras. "Ah, malam yang penting bagi anda bersalju begini...sayang sekali ya?"
Adriano Constanza
Adriano Constanza
Butler
Butler

Jumlah posting : 83
Age : 34
Lokasi : Young Master's side, of course
Registration date : 16.01.09

ID Card
Race: Demon of Lust
Job: Butler of Phantomhive Family
Shoutout: "I'm all yours, Young Master. But do not forget, you're all mine also...for eternity."

http://www.fanfiction.net/itachi4ever

Kembali Ke Atas Go down

Prelude: Winter Memories Empty Re: Prelude: Winter Memories

Post by Chopin Edelsohn Mon Jan 26, 2009 1:39 pm

Bodoh...

Chopin tak membenci wanita ini. Ia sama sekali tidak ada rasa hostility terhadap Cynthia. Ia hanya...sayang padanya. Itu adalah perasaan yang sesungguhnya terhadap wanita tersebut, namun entah mengapa ia tak bisa memperlihatkan itu kepadanya. Semua amarahnya dan sindiran-sindiran yang ia kerahkan kepada gadis berambut pirang itu dapat diklasifikasikan sebagai sebuah rasa kasih sayang yang kasar. Kira-kira kapan kah pria berambut coklat ini akan benar-benar tulus dengan perasaannya? Ini adalah sebuah pertanyaan besar. Seharusnya ia tidak begini terhadap gadis tersebut. Ia tidak berhak mendapatkan sebuah perlakuan yang kasar darinya...Chopin pun masih ingat bahwa tugasnya sebagai seorang Wardlast adalah untuk melindungi pemimpin kepala keluarga tersebut. Lalu, apakah ini yang diartikan sebagai 'melindungi'? No. Of course not.

"Kau mau tahu jawabanku? Kalau begitu kau pasti tahu apa yang akan keluar dari mulutku. Tidak--" Jawab Chopin terhadap perempuan tersebut, hanya mendiamkannya menyentuh pipinya dan membelainya. Tangan kanannya membenarkan kacamatanya sendiri dan kemudian ia menatap gadis itu dengan pandangan tajam. Jawabannya bukan itu saja. Ia tidak pernah memberikan suatu jawaban tanpa alasan karena ia selalu merasa suatu jawaban pasti ada alasannya. Dan bukan kah peraturan ini berlaku sejak dulu? Ia mengerti apa yang harus ia lakukan supaya Cynthia tidak rapuh dengan jawabannya yang to the point.

"Du heisst Cynthia. Kau bernama Cynthia. Dirimu adalah dirimu sendiri. Tapi bukan berarti kau tidak bisa berubah. Kau pernah mendengar cerita ulat yang berubah menjadi kupu-kupu? Seekor ulat yang tak berguna, menjijikan, dan merusak pemandangan itu dapat berubah menjadi kupu-kupu yang indah dan bebas berterbangan di dunia yang cerah ini. Kalau seekor ulat bisa berubah, mengapa kau tidak bisa? Sebagai seorang pemimpin, kau pasti tahu, kau bertanggung jawab atas dirimu dan kami bertanggung jawab atas apa yang terjadi kepadamu. Jangan turunkan ekspektasi kami sebagai anggota Wardlast." Lanjut Chopin panjang lebar. Ia percaya bahwa Cynthia adalah seorang pemimpin. Ya, kalau tidak mengapa ia dipilih, eh? Yang hanya perlu diubah adalah sifatnya. Bila diri perempuan itu berubah, ia yakin sekali Wardlast akan berada di tangan seseorang yang pantas. Walaupun, ada segelintir parasaan di dalam Chopin untuk menjadi ketua, tapi kenyataan tak dapat diubah. Syukur-syukur keluarga Wardlast telah mengadopsinya, maka dari itu, ia harus memperlihatkan sedikit kesopanan yang lebih.

"Dan Angel..." Ucap Chopin pelan, memutarkan badannya untuk melihat Maid keluarga Wardlast yang satu itu.

"Saya yakin kau akan tetap sadar akan posisimu sebagai seorang maid keluarga Wardlast. Posisiku masih lebih tinggi darimu, dari aspek mana saja kau lihat. Memangnya berhak kah seorang maid membunuh atasannya? Jangan sampai kau mengulang tragedi kasus Sherlock Homes. Walaupun, aku tahu benar kekuatanmu, aku harap kau tidak membuat tamu disini takut dengan suatu insiden pembunuhan mendadak." Ujar Chopin kepada Angel sambil meletakkan kedua tangannya di dalam saku jubah panjangnya. Ia kemudian berjalan melewati Angel untuk mengunjungi meja yang di atasnya bertumpukkan gelas anggur berumur entah berapa tahun yang dibawa dari Sicily. Setelah mengambil satu gelas anggur tersebut, ia kembali pada Angel dan Cynthia, sambil membetulkan kacamatanya.

"Oh ya, Angel, nanti saat selesainya pesta aku perlu melihat Last Heaven. Ada-- Sesuatu yang aku mau lihat," Lanjut Chopin kepada maid tersebut diikuti dengan menyambut beberapa orang yang datang karena tertarik oleh Cynthia yang menjadi perhatian banyak orang.


Terakhir diubah oleh Chopin Edelsohn tanggal Mon Jan 26, 2009 3:32 pm, total 4 kali diubah
Chopin Edelsohn
Chopin Edelsohn
Citizen
Citizen

Jumlah posting : 10
Registration date : 25.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Author/Writer
Shoutout: "May thy Lord Gives You Eternal Blessing"

Kembali Ke Atas Go down

Prelude: Winter Memories Empty Re: Prelude: Winter Memories

Post by Angel Mon Jan 26, 2009 2:02 pm

"... Halo."

Uwoh, siapa yang datang ini? Seorang (atau lebih tepatnya memakai 'seekor'?) yang diketahuinya bernama Mizer datang sembari menyapa mereka. Tsk, orang yang lagi-lagi diangkat oleh Wardlast. Banyak sekali sih orang-orang di sini? Semoga saja mereka tidak menganggap Angel menjadi pelayan mereka semua- Kalau mereka sadar diri. Ia menatap Mizer dengan cuek sebentar lalu kembali memalingkan wajahnya. Namun ia malah melihat sosok yang sangat menyebalkan baginya.

Shinigami.

Kau tahu, para Demon tidak akan bisa akur dengan Shinigami? Terlebih lagi demon dengan temper jelek seperti Berith. Sial; satu rumah dengan orang menyebalkan, seekor 'anjing', dan Shinigami. Kurang sial apa peruntungan Angel sih?

"Du haissen Cynthia. Kau bernama Cynthia. Dirimu adalah dirimu sendiri. Tapi bukan berarti kau tidak bisa berubah.

Hei? Ternyata orang ini pintar juga- Cynthia harus berubah menjadi lebih kuat dari sekarang, majikkannya terlalu lemah untuk mempunyai setan seperti dirinya. Kapan terakhir kali Angel membunuh? Selama bersama Cynthia, ia tidak pernah membunuh- Hanya ada menyiksa karena perintah dari Kyrios... Sebenarnya dia ini demonnya siapa? Cynthia atau Kyrios? Tapi kenapa Cynthia tidak pernah memberikan perintah 'Bunuh dia'? Tunggu! Kalimat selanjutnya menyebalkan sekali! Cynthia tidak pernah sekalipun menjadi menjijikkan dan tidak berguna! Angel semakin geram melihat nona Cynthia 'dihina' sebegitu rupanya.

"Saya yakin kau akan tetap dalam sadar posisimu sebagai seorang maid keluarga Wardlast. Posisiku masih lebih tinggi darimu, dari aspek mana saja kau lihat. Memangnya berhak kah seorang maid membunuh atasannya?"

"Kufufu, untuk tuanku yang terhormat... Yang kuanggap sebagai atasanku ialah Cynthia seorang..." Jawabnya masih dengan seringainya. Tentu saja ia tidak akan mengakui Mariabelle serta Chopin menjadi atasannya, walaupun pangkat mereka secara hierarki masih setingkat dengan Cynthia- Namun di matanya mereka tidaklah lebih dari sekedar ancaman untuk Cynthia. Fuh, kenapa di sekeliling nona Cynthia banyak sekali manusia-manusia merepotkan? Amat sangat menyebalkan dan merepotkan, kenapa Cynthia tidak pernah memerintahnya untuk membunuh kedua orang itu agar jalannya menjadi headmistress keluarga Wardlast semakin luas?

Well, kata-katanya ada yang benar juga, membunuhnya di sini akan membuat para tamu panik- Dan itu memberikan ide bagus untuknya agar lebih baik Chopin dibunuhnya di luar sana agar jenazah penuh darah itu bisa dikelilingi salju yang indah... Tunggu saja nanti Chopin, Angel akan mengambil nyawamu sebentar lagi dan namamu akan terpampang di koran besok.

"Oh ya, Angel, nanti saat selesainya pesta aku perlu melihat Last Heaven. Ada-- Sesuatu yang aku mau lihat"

"Last Heaven? Oh, mungkin kau bisa melihatnya nanti."

Kalau jiwa Chopin masih berada di dalam tubuhnya, tentu saja. Namun ada yang aneh sekarang...

Aura ini! Perhatian Angel teralih dari Chopin ke aura pekat yang mirip dengan dirinya- Adriano Constanza! Sial, Angel nyaris melupakan bahwa demon mempunyai kemampuan 'melacak' yang sangat berada di atas rata-rata, itulah sebabnya kenapa Cynthia tidak akan pernah lepas dari Angel lebih dari tiga jam (kemampuan melacak Angel tidak sebagus Adriano). Ia mendekatkan diri ke Cynthia, apabila tampil gerakan mencurigakan dari Adriano... Sebuah Mjollnir akan menghancurkan seisi tubuhnya.
Angel
Angel
Maid
Maid

Jumlah posting : 20
Registration date : 25.01.09

ID Card
Race: Demon of Murdering and Blasphemy
Job: Maid
Shoutout: "Your wish is my command..."

Kembali Ke Atas Go down

Prelude: Winter Memories Empty Re: Prelude: Winter Memories

Post by Dio Mon Jan 26, 2009 2:35 pm

Anak itu masih celingak-celinguk sebelum akhirnya memutuskan acara di ruangan ini sama sekali bukan urusannya. Ia pun berniat untuk minggir. Namun ada yang membuatnya mengernyitkan kedua alis sesaat.

Bau...yah, tepatnya aura kehadiran demon. Lebih dari satu pula. Ayayay~ Kenapa oh kenapa~?

Ah tapi tenang saja. Dio sama sekali tidak peduli kok dengan pertentangan kedua ras tersebut. Toh anak itu tidak merasa rugi. Ia kan jarang sekali melaksanakan tugasnya. Mungkin malah seharusnya ia sudah dipecat, kalau memang ada sistem pemecatan di antara shinigami. that is.

Dio membuang muka dari kedua demon disana lalu berjalan ke pinggir tembok dekat pintu. Biar kalau mau kabur jadi gampang =))
Dio
Dio
Citizen
Citizen

Jumlah posting : 66
Registration date : 25.01.09

ID Card
Race: Shinigami
Job: Midnight Thief
Shoutout: "Haduh, malas..."

http://bakacupid.livejournal.com

Kembali Ke Atas Go down

Prelude: Winter Memories Empty Re: Prelude: Winter Memories

Post by Mizer R. Artwaltz Mon Jan 26, 2009 4:03 pm

... Cih.

Semakin banyak, menyebalkan, kenapa orang selalu ingin berkumpul bersama dan mengobrol tentang hal-hal yang tidak jelas sih? kalau Mizer boleh mengutarakan pendapatnya sih, dia ingin berteriak 'THE F- WITH ALL OF THIS CRAP!' --tapi tentu tidak diperbolehkan kan? cih, menyebalkan --dan oh ya, si Maid juga tampaknya tidak terlalu suka banyak orang ya? hee... lebih baik dari yang diperkirakan.

Makin ramai, sumpah deh, Mizer tidak pernah semalas ini dalam hidupnya, malas dengan keramaian lagi, ditambah orang berrambut biru, diikat dibelakang, mirip nanas, ditambah matanya yang kanan berwarna merah, --err, transplantasi? tapi yang paling jelas adalah, Orang. Ini. Berisik. Lihat saja caranya menyambut 'nona' Cynthia, lebih mirip penjilat, kalau boleh berpendapat sih.

"... berisik." ujarnya pelan, sambil membenarkan bajunya yang agak lusuh, yah... dia tidak mau mengenakan pakaian formal layaknya manusia-manusia biasa yang ada disana, Tuxedo, atau apapun itu, lebih baik mengenakan T-shirt panjang deh.
Mizer R. Artwaltz
Mizer R. Artwaltz
Citizen
Citizen

Jumlah posting : 60
Registration date : 25.01.09

ID Card
Race: Werewolf
Job: Freelance
Shoutout: ''... get lost.''

Kembali Ke Atas Go down

Prelude: Winter Memories Empty Re: Prelude: Winter Memories

Post by Cynthia R. Wardlast Mon Jan 26, 2009 4:29 pm

Setsuna Kurosagi.

Ia menunggu kehadiran itu yang tak kunjung datang juga, ia menatap kesekeliling dan nampaknya kakak angkatnya meminta agar Cynthia untuk berubah, berubah? Menjadi kearah yang lebih baik. Bagaimana caranya? Entahlah Cynthia sendiri tidak tahu menahu tentang perubahan. Ia sudah terbiasa dengan kehidupannya yang datar dan tidak berekspresi, sesuatu kekuatan yang kuat menyelimutinya untuk menjadi seperti itu dari dulu sampai sekarang. Seakan kekuatan itu membelengunya, hanya satu kebahagiaan yang mungkin ia masih bisa dapatkan sekarang. Kyrios, bisa dibilang lebih tepatnya. Setsuna.

Selamat, Miss Wardlast.

Seseorang telah datang, ia merasakan seseorang pada saat itu, suara itu. Kyrios. Ia tersenyum tipis pada saat itu tetapi ia merasakan sesuatu kegelapan yang tidak tersadari dari dalam tubuhnya, seakan sesaat pemuda tersebut menyentuh tubuh Cynthia pada saat itu juga, seakan ia menjadi lemah dan terjatuh. Tubuhnya dirangkul oleh Kyrios sementara Cynthia menjadi lemah pada saat itu, menatap kearah demon dihadapannya. Ia menatap ngeri terhadap sosok didepannya itu. Ia tidak sadar apa yang terjadi dihadapannya seakan instingnya mengatakan kalau ia harus menyingkirkan apa yang ada dihadapannya sekarang.

“Angel, hancurkan asmodeus, SEKARANG!”

Entah apa yang merasuki kedalam tubuh Cynthia pada saat itu, seakan sesuatu kekuatan kegelapan membelengu dirinya pada saat itu. Mengucapkan hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya, serasa ada sesuatu kegelapan yang mengejarnya. Pada saat itu juga dan ia kehilangan kendali atas dirinya.
Cynthia R. Wardlast
Cynthia R. Wardlast
Head of Family
Head of Family

Jumlah posting : 24
Registration date : 25.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Headmistress of Wardlast Family
Shoutout: This is Girl's Generation!

Kembali Ke Atas Go down

Prelude: Winter Memories Empty Re: Prelude: Winter Memories

Post by Adriano Constanza Mon Jan 26, 2009 5:00 pm

Tsk. Ketahuan rupanya.

Senyum ramah Adriano pun jatuh, digantikan seringai dingin. Dan dia pun meminum sampanyenya perlahan, tak nampak takut akan perintah Cynthia. Oke, Berith memang mungkin saja membunuhnya, mengingam setan yang satu itu adalah sumber penghancuran melebihi dirinya. Ah, tapi semoga saja rekannya itu tidak lupa. Menghancurkan sesama setan adalah sesuatu yang paling tabu. Berith boleh jadi lebih handal darinya dalam soal pembunuhan, tapi biar bagaimana pun mereka 'selevel'. Yang satu takkan pernah bisa menghancurkan yang lain.

"Ah, sungguh tidak sopan Miss Wardlast..." gumam Adriano tenang. "Saya datang ke sini untuk meminta kembali Young Master saya. Sepertinya pria di sebelah anda punya banyak hal untuk dijelaskan. Misalnya...ini?"

Dia pun mengeluarkan potongan kain yang sebelumnya dia pungut. Bau di kain itulah yang dia jadikan petunjuk, hingga dia akhirnya sampai ke sini.

"Ah, Berith, aku hanya perlu mencari Young Masterku," ujarnya pelan pada rekan sesama setannya. "No offense, tapi sesungguhnya tidak ada hubungannya dengan Mistressmu."

'Adri...'

That's it.

Kainnya dia lemparkan ke lantai, begitu pula dengan gelasnya. Dalam sekejap, dia telah meninggalkan tempat itu. Dia kini tahu di mana persisnya Masternya itu berada. Oke, sekarang cukup menuju ke tempat itu. Seal kontrak mereka kini terasa hangat di tangan kanannya, di bawah sarung tangan yang masih dia kenakan.

(OUT)
Adriano Constanza
Adriano Constanza
Butler
Butler

Jumlah posting : 83
Age : 34
Lokasi : Young Master's side, of course
Registration date : 16.01.09

ID Card
Race: Demon of Lust
Job: Butler of Phantomhive Family
Shoutout: "I'm all yours, Young Master. But do not forget, you're all mine also...for eternity."

http://www.fanfiction.net/itachi4ever

Kembali Ke Atas Go down

Prelude: Winter Memories Empty Re: Prelude: Winter Memories

Post by Angel Mon Jan 26, 2009 6:15 pm

“Angel, hancurkan asmodeus, SEKARANG!”

"Mistress..." Angel sempat tertegun sejenak mendengar perintah dari sang Mistress, apa yang membuat Cynthia memerintahnya untuk menghancurkan? Tapi tidak perlu dipikirkan sama sekali, sebab itulah yang ia inginkan dari seorang majikannya! Langsung saja tanpa jeda lebih lama lagi, Angel mengeluarkan sebuah palu dengna ukuran raksasa yang terlihat sangat berat. Inilah Mjollnir, senjata tetap milik Berith. Ia menyeringai ketika melihat Asmodeus mulai mempersiapkan ancang-ancang untuk pergi. "Yes, Mistress."

"Ah, Berith, aku hanya perlu mencari Young Masterku,"
"No offense, tapi sesungguhnya tidak ada hubungannya dengan Mistressmu."


"It has." Ujar Angel ketika Adriano hendak pergi. Sepertinya sang tuan sudah memanggil Adriano? Langsung tanpa pikir panjang lagi Angel mengikuti Adriano, walaupun Adriano terlihat seperti menghilang dari lokasi, tetap saja Angel bisa melihatnya.

(OUT)
Angel
Angel
Maid
Maid

Jumlah posting : 20
Registration date : 25.01.09

ID Card
Race: Demon of Murdering and Blasphemy
Job: Maid
Shoutout: "Your wish is my command..."

Kembali Ke Atas Go down

Prelude: Winter Memories Empty Re: Prelude: Winter Memories

Post by Kyrios I. Forrtesquie Mon Jan 26, 2009 8:23 pm

Tersenyum.

Seakan semua sumber kegelapan itu adalah berasal dari Kyrios dan Kyrios saja. Tampaknya semua orang ditempat itu tidak merasakannya, tetapi pada saat itu, ia hanya tersenyum tipis. Tidak bermaksud untuk melukai Cynthia sama sekali, ia adalah adik kecil milik Kyrios dan ia tahu kurang lebih apa yang ia sukai dan apa yang ia benci. Pada kenyataannya Cynthia hanyalah sebuah boneka dan Kyrios tidak ingin mengakui hal tersebut. Tetapi pada kenyataannya, entah mengapa pada saat itu, ia merasakan Cynthia membaca pikirannya dan mengatakannya begitu langsung kepada demon miliknya. Hanya sekedar senyuman tipis diwajah Kyrios pada saat itu, tidak terlalu bermaksud untuk apa apa, tetapi ia hanya tersenyum.

Tubuh Cynthia terjatuh dan Kyrios menangkap gadis tersebut, matanya menatap kearah Cynthia yang terjatuh dan tangannya langsung meraba wajah dari Cynthia pada saat itu, dengan tatapan khawatir sejenak dan entah apa yang ia lakukan pada saat itu. Mata Cynthia terbuka dan ia hanya tersenyum kearah Cynthia. Semua penderitaanmu adalah penderitaanku, tenang saja. Aku akan melindungimu, Kou Li. Hanya tersenyum dan memberikan senyuman terbaiknya bagi Cynthia pada saat itu.

Benar, nampaknya Cynthia perlu berubah, menjadi seorang pemimpin, jauh lebih baik daripada sekarang. Sekarang, Kyrios hanya menatapnya lekat lekat dan menggendongnya lalu menatap kearah Chopin. Salah satu keluarganya bukan? Ia menatapnya dengan tatapan ramah seakan topeng kegelapan itu terpasang lagi diwajahnya.

“Mungkin, kau bisa mengulur waktu disini sejenak, Tuan.”

Membawa Cynthia pergi dari aula tersebut, sejenak.

[out bersama Cynthia]
Kyrios I. Forrtesquie
Kyrios I. Forrtesquie
Head of Family
Head of Family

Jumlah posting : 6
Registration date : 25.01.09

Kembali Ke Atas Go down

Prelude: Winter Memories Empty Re: Prelude: Winter Memories

Post by Chopin Edelsohn Mon Jan 26, 2009 10:52 pm

Apa? Asmodeus...?

Chopin melirik ke arah sumber suara tersebut. Tidak terlalu keras dan juga tidak terlalu kecil. Cukup untuk membuatnya mengalihkan perhatian dari beberapa tamu yang ia sedang ajak biacara, memegang segelas anggur putih yang tinggal setengah. Tapi, Asmodeus? Bukan kah itu...pria berambut brunette itu langsung mengijinkan dirinya dari tamu-tamu di hadapannya dan ia langsung beranjak ke tempat dimana Cynthia berkata-- Namun ia sudah terlambat. Dengan cepatnya Angel pergi dengan cepat dari dekat Cynthia entah kemana. Tampak sepertinya Cynthia lah yang memberikan perintah kepada maid keluarga Wardlast itu. Chopin yang baru saja menyadari bahwa Angel sudah tak lagi melindungi kepala keluarganya, cepat-cepat mendekati Cynthia untuk bertanya apa yang baru saja terjadi disini. Sayangnya, Kyrios, salah satu anggota keluarga Wardlast juga muncul di hadapannya dan kemudian menggendong wanita berambut pirang itu. Ah, mungkin kah ada seorang penyusup berhasil memasuki pesta ini?

"Kau bisa serahkan misi penguluran waktu kepadaku. Tenang saja...jaga diri Nona Cynthia baik-baik. Kyrios, aku harap kamu bisa bertanggung jawab atas keselematan Cynthia dan juga Angel. Aku percaya kepadamu-- Sekarang, cepatlah pergi!" Ucap Chopin kepada pria tersebut yang kemudian dengan cepat pergi. Pria ini baru menyadari kalau partisipan yang datang ke pesta ini sedang dalam situasi yang panik dan bertanya-tanya. Cynthia sudah menarik perhatian terlalu banyak dan juga dengan Kyrios yang membawanya pergi. Chopin sedikit berpikir bagaimana ia akan bisa membuat orang-orang yang ada untuk tenang...hmm, nampaknya sudah waktunya ia mengeluarkan itu! Ya, ia yakin sekali rencana itu akan dapat mengalihkan perhatian seluruh aula pesta. Lalu, tanpa berpikir lebih lanjut, Chopin dengan cepat bergerak ke arah balkoni sambil membawa cangkir dan sendok.

Ting ting ting...!

"Ladies and gentlemen! Bisakah saya minta perhatian Anda semua untuk sejenak? Baiklah. Saya ingin memberitahu kepada kalian semua, sebagai seorang wakil dari keluarga Wardlast, bahwa hari ini bukan hanya hari pelantikan kepala keluarga Wardlast yang baru, Nona Cynthia. Hari ini sebenarnya juga hari spesial bagi dua orang di keluarga kami. Kedua orang itu tak lain dari...Dio dan Mizer! Hari ini adalah ulang tahun mereka berdua dan saya harap Anda semua dapat bernyanyi bersama untuk menyelamatkan keduanya! Berikan tepuk tangan meriah kepada kedua anggota keluarga kami semuanya!" Well, rencana pertama nampaknya berhasil! Semua partisipan pesta tersebut semua perhatiannya tertarik ketika Chopin berkata di atas balkoni tersebut. Tepuk tangan yang kencang dan meriah pun tersampaikan ketika Chopin mengatakan hal tersebut. Walaupun, sejujurnya hari itu bukan hari ulang tahun kedua lelaki anggota keluarganya. Ia hanya membuat-buat hal tersebut untuk mengalihkan waktu seperti yang dikatakan Kyrios. Mungkin juga ada yang mengetahui bahwa hari itu bukan hari ulang tahun mereka berdua, tapi siapa peduli? Dengan satu gerakkan menyuarakan gelas dengan sendok, pintu di lantai aula bawah terbuka dan yang keluar adalah...

Prelude: Winter Memories 376913806_bcf80215b3_m


Penari-Penari Bollywood! Dan penari-penari ini merupakan penari profesional yang Chopin bawa sendiri dari negara Asia Selatan tersebut. Ia telah menyimpan penari-penari ini di dalam mansion Wardlast sejak setahun yang lalu dan ia selalu mengeluarkan mereka saat diadakannya pesta. Eits! Tapi bukan berarti Chopin menyimpan mereka seperti seorang budak atau apa, mereka semuanya ditempatkan di kamar masing-masing yang berada di bagian Timur mansion dan mereka semua dirawat selayaknya orang biasa. Namun, ini adalah rahasia pribadi Chopin, apalagi ia sudah lama ini merahasiakan keberadaan mereka di ruangan rahasia mansion. Mudah-mudahan Cynthia ataupun yang lain belum mengetahui hal ini...mungkin Angel tahu, tapi ia tak pernah membicarakan topik tersebut. Sekarang hanya tinggal menungu hingga pesta selesai...hmm, tapi nampaknya petugas mansion masih bisa menjaga pesta ini sehingga Chopin berubah pikiran. Ia langsung berjalan menuju pintu belakang dan meninggalkan aula, ingin melihat apa yang terjadi pada Cynthia dan yang lainnya.

[OUT]


Terakhir diubah oleh Chopin Edelsohn tanggal Tue Jan 27, 2009 5:18 pm, total 1 kali diubah
Chopin Edelsohn
Chopin Edelsohn
Citizen
Citizen

Jumlah posting : 10
Registration date : 25.01.09

ID Card
Race: Human
Job: Author/Writer
Shoutout: "May thy Lord Gives You Eternal Blessing"

Kembali Ke Atas Go down

Prelude: Winter Memories Empty Re: Prelude: Winter Memories

Post by Mizer R. Artwaltz Mon Jan 26, 2009 11:15 pm

Bagus, ya, bagus.

Menjadi sepi setelah beberapa teriakan dari sang headmistress, berisik. Kenapa sih, kalau ada tempat ramai, pasti ada yang berisik, cih, menyebalkan, membuatnya mual saja. Kenapa harus teriak sih? hanya itu saja. Asmodeus, Berith, atau apapun itu, It has nothing related to him.

Oh yeah, kau lupa dengan tujuanmu, Miz, kau ingin pulang kan? menyendiri mungkin diatas big ben, tidak ada lagi yang ingin kau kerjakan, selain itu, mencari pekerjaan juga sulit untuk Werewolf sepertimu, akuilah itu. Kau hanya harus tinggal diatas Big Ben. Menyendiri dan menunggu Bulan Purnama.

... dia nggak salah dengar kan? Ulang tahun? siapa? Mizer? HAH? Sumpah, makin berisik, banyak tepuk tangan, dan lain-lainnya, ada yang berteriak 'WOO!!' dari sana, hmph. Berisik. DAN APA ITU? BERNYANYI?! Sial, Mizer memang suka bernyanyi, Tapi tidak dengan semua keramaian ini. "STOP THIS CRAP ALREADY! TIDAK ADA YANG BERULANG TAHUN!" teriaknya. Dan Mizer rasa, Penulis gila ini benar-benar cari mati. --Ralat, akan dibunuh secepatnya. "... ... Kau, masuk Killing list-ku, setelah aku jadi Werewolf pada bulan Purnama nanti, I'm Outta here." ujarnya setengah mengancam, lalu keluar dari tempat itu.

[OUT]
Mizer R. Artwaltz
Mizer R. Artwaltz
Citizen
Citizen

Jumlah posting : 60
Registration date : 25.01.09

ID Card
Race: Werewolf
Job: Freelance
Shoutout: ''... get lost.''

Kembali Ke Atas Go down

Prelude: Winter Memories Empty Re: Prelude: Winter Memories

Post by Dio Mon Jan 26, 2009 11:38 pm

Kedua mata hijaunya memandang saja semua kejadian yang terjadi di depannya. Perseteruan kepala keluarganya dengan kepala keluarga lain? Dua demon yang sepertinya memutuskan untuk menyelesaikan sesuatu di luar? Entahlah. Tapi hanya ada satu hal yang berhasil memancingnya dari lamunan...

...Ha?

Dio serta merta mendongak menatap anggota keluarga yang memanipulasi namanya dengan mengatakan dengan lantang bahwa dirinya berulang tahun hingga hadirin bertepuk tangan meriah. Anak itu cukup yakin kalau hari ini bukan hari ulang tahunnya...Tunggu, ia sendiri lupa. Hari ini atau bukan ya? Dia sendiri sudah tak ingat umurnya berapa, apalagi hari lahirnya. Kalau dia tidak sedang bernafas, pastinya anak itu juga lupa kalau ternyata dia masih hidup.

"...Umm," berbeda dari pemuda lain yang marah-marah karena dibilang berulang tahun, tangan anak itu menggaruk bagian belakang kepalanya seraya menunduk-nunduk kecil ke semua hadirin. "Terima kasih...?" Meskipun ia mulai merasa ganjil ketika hadirin mulai bernyanyi. Untung segera dipotong dengan penari-penari tak jelas yang berseliweran di lantai dansa. Anak itu melongo heran sejenak sebelum berterima kasih dalam hati terhadap kedatangan penari-penari itu karena mereka mengalihkan perhatian para hadirin disana.

Segera setelah ia tidak menjadi pusat perhatian, anak itu tahu sudah saatnya ia pergi dari sana. Bagaimanapun udara malam yang menusuk dan angin kencang lebih cocok dengannya daripada terperangkap dalam ruangan penuh orang.

[OUT]
Dio
Dio
Citizen
Citizen

Jumlah posting : 66
Registration date : 25.01.09

ID Card
Race: Shinigami
Job: Midnight Thief
Shoutout: "Haduh, malas..."

http://bakacupid.livejournal.com

Kembali Ke Atas Go down

Prelude: Winter Memories Empty Re: Prelude: Winter Memories

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas


 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik